Trenggalek
Ada Pasien Penyakit Kaki Membusuk di Trenggalek, Bupati Jangan Diam Saja!
"Bagi warga yang tidak mampu kalau harus membayar iuran per bulan melalui BPJS tentu memberatkan. Mengingat kondisi keuangannya yang terbatas.."
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Aji Bramastra
SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Kasus Khairun (64), pasien kaki membusuk di Trenggalek, mulai menyita perhatian sejumlah LSM. (Baca: 70 Hari Khairun Tersiksa Karena Kakinya Hitam Membusuk dan Lumpuh)
Diantaranya adalah Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jatim.
Mereka mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Trenggalek segera turun tangan.
"Melihat kondisi pasien yang memprihatinkan, sudah semestinya pemerintah daerah Trenggalek dalam hal ini Dinkes untuk jemput bola menangani penyakit Pak Khairun," ungkap Arif Witanto, Koordinator DKR Jatim kepada SURYA, Kamis (6/8/2015).
Ditambahkan, jika RSUD dr Iskak Tulungagung memang tidak mampu menangani penyakit pasien, sudah seharusnya bisa diupayakan rujukan ke rumah sakit milik Pemprov Jatim seperti RS Syaiful Anwar Malang atau RS dr Soetomo Surabaya.
Dengan adanya rujukan dari rumah sakit daerah, paling tidak pasien mendapatkan layanan tindakan medis yang optimal dan selayaknya.
"Kalau pasien hanya dirawat di rumah saja, dikhawatirkan terjadi infeksi atau pembusukan pada kakinya. Kondisi itu bisa menyebar dan bertambah parah penyakitnya," jelasnya.
Selain itu ia menambahkan, Kalau memang Khairun merupakan warga tidak mampu sudah semestinya diupayakan mendapatkan penjaminan pembiayaan kesehatan dari pemerintah.
"Bagi warga yang tidak mampu kalau harus membayar iuran per bulan melalui BPJS tentu saja akan memberatkan. Mengingat kondisi keuangannya yang memang terbatas," jelasnya.
Arif juga berharap ada kepedulian dan peran serta masyarakat sekitar dalam upaya proses penyembuhan penyakit Khairun. "Keterlibatan masyarakat untuk membantu pasien sangat dihatapkan," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Khairun warga Desa Sumberejo, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kaki kirinya sudah membusuk. Penyakit itu diduga akibat syaraf kejepit yang menimpanya sejak 70 hari silam.
Karena keterbatasan biaya, Khairun hanya dirawat seadanya di dapur rumahnya. Terlebih setelah RSUD dr Iskak menyatakan tidak mampu menangani penyakit Khairun. (*)