Malang Raya
Usai Kepulangan dari Brunei, Jamaah Umroh Pemabawa Bondet Kerap Menangis
"Selama ini kami tidak pernah bisa komunikasi sama Abah. Kami sudah pasrah. Kami hanya bisa mantau perkembangan kasus Abah dari berita,"
Penulis: Samsul Hadi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, JABUNG - Rustawi Tomo Kabul (63), jamaah umroh asal RT 03/R1W01 Desa/ Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ditangkap polisi Brunei Darussalam karena membawa bondet masih trauma.
Sampai sekarang, bapak empat anak itu masih belum mau bertemu dengan wartawan untuk diwawancarai.
"Abah kurang enak badan, sekarang lagi istirahat. Tadi pagi habis check up ke dokter. Abah punya penyakit diabetes dan darah tinggi. Mungkin selama di sana (Brunei) tidak terawat. Ini tadi baru periksa ke dokter. Maaf ya, sekarang Abah belum bisa diwawancarai," kata anak pertama Rustawi, Witiani Setyo Budiarti (36), saat SURYAMALANG.COM bertamu ke rumahnya, Minggu (9/8/2015).
Witiani menjelaskan, sejak dipulangkan oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dari Brunei Darussalam, Sabtu (8/8/2015), Rustawi tidak banyak bicara. Rustawi malah sering menangis karena terharu bisa kembali berkumpul dengan keluarga.
"Abah juga belum cerita apa-apa. Malah sering nangis. Mungkin masih truma atau terharu akhirnya bisa berkumpul dengan keluarga lagi. Beliau masih merasa percaya dan tidak percaya kalau sudah dibebaskan," ujarnya.
Saat SURYAMALANG.COM datang ke rumahnya, Rustawi sedang istirahat di kamar lantai dua rumahnya. Ketika ada saudara atau tetangga yang membesuk disuruh naik ke lantai dua. Saat SURYAMALANG.COM izin untuk ikut menjenguk ke kamar Rustawi, Witiani tidak mengizinkan.
"Sekali lagi maaf ya mas, jangan sekarang. Abah masih belum siap. Abah hanya mau bertemu saudara dan tetangga dulu," katanya.
Witiani merasa bersyukur orangtuanya bisa kembali pulang. Ia tidak pernah menyangka Abahnya pulang sekarang.
Menurutnya, keluarga tidak ada yang mendapatkan kabar soal kapan Rustawi dipulangkan ke rumah.
"Kemarin, kami juga kaget tiba-tiba ada orang KBRI datang ke rumah mengantar Abah. Selama ini kami tidak pernah bisa komunikasi sama Abah. Kami sudah pasrah. Kami hanya bisa mantau perkembangan kasus Abah dari berita," katanya.
Ia mengungkapkan, sebagai rasa syukur, rencananya keluarga akan menggelar pengajian di rumah. Pengajian itu untuk mengumpulkan saudara dan teman-teman Rustawi.
"Karena saudara-saudara Abah yang jauh banyak yang belum tahu kalau Abah sudah pulang. Kepulangan Abah memang mendadak, keluarga tidak ada yang diberitahu," ujarnya.
Tetapi, keempat anak Rustawi sudah datang untuk menjenguk begitu mengetahui Rustawi sudah pulang ke rumah. Termasuk, anak ketiganya, Sutrisno Adi alias Cipeng, yang sempat dicurigai yang menaruh bondet di koper Rustawi juga sudah datang ke rumah.
"Keempat anaknya sudah ke sini semua. Sutrisno juga sudah datang. Ternyata setelah kejadian itu, Sutrisno ke Lombok. Dia kerja di sana. Sampai sekarang kami juga belum tahu siapa yang menaruh barang itu di koper Abah. Abah ditahan di Brunei sekitar tiga bulan," kata Witiani.