Malang Raya

Ternyata, Masa Depan Jembatan Soekarno-Hatta Bergantung pada Direktorat Jembatan dan KKJTJ

“Rencananya hari Senin (8/3) dan Selasa (9/3) tim dari Direktorat Jembatan dari Bina Marga akan tinjau lapangan dan dimungkinkan melakukan uji beban,"

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Brabowo
Pekerja dari Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur menyemprotkan udara melalui alat Air Man untuk membersihkan sampah di Jembatan Soekarno Hatta, Kota Malang, Jumat (4/3/2016). Paska dihebohkan foto jembatan ini melengkung, Dinas Bina marga melakukan perawatan dan pemantauan jembatan untuk menjamin keamanan jembatan yang dibangun pada tahun 1988 itu. 

MALANGMALANG.COM, KLOJEN – Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum akan mengambil keputusan dalam waktu dekat terkait kondisi Jembatan Soekarno-Hatta (Suhat) di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, yang merupakan aset pemerintah provinsi.

Jembatan itu sempat membuat heboh dunia maya setelah tersebarnya foto hoax yang menggambarkan kondisi jembatan melengkung.

Meski foto tersebut palsu, kondisi jembatan tetap harus diperhatikan karena, menurut UPT Bina Marga Malang, usia minimal jembatan hanya tinggal lima tahun. Dalam perencanaan awal pembangunan, usia jembatan diperkirakan mampu bertahan 30 tahun sejak pertama dibangun pada 1988.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur Supaad, saat dihubungi dari Malang, mengatakan, keputusan terkait masa depan jembatan akan diambil setelah hasil rekomendasi dari tim yang berkompetensi dan legal sudah turun.

Tim itu terdiri atas anggota Direktorat Jembatan dari Bina Marga di Jakarta dan Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).

“Rencananya hari Senin (8/3) dan Selasa (9/3) tim dari Direktorat Jembatan dari Bina Marga akan tinjau lapangan dan dimungkinkan untuk melakukan uji beban dinamis dan statis (Jembatan Suhat),” ungkapnya, Jumat (4/3/2016).

Sehari setelahnya, tim dari KKJTJ juga akan datang ke Kota Malang untuk meninjau kondisi jembatan dari sisi mereka.

Supaad menjelaskan, tim tersebut akan menggeluarkan rekomendasi yang hasilnya bakal dijadikan acuan Pemprov Jatim. Menurut dia, dua lembaga itu sudah berkompetensi untuk melakukan kajian. Selain juga, dua lembaga itu berwenang memberi rekomendasi.

Hasil Kajian dari tim Ahli Universitas Brawijaya dua tahun lalu, menurut dia, kemingkinan dapat juga dijadikan referensi data awal. Namun, karena pihaknya tak terlalu berkompeten tentang keilmuan detail, Supaad bilang, persoalan tersebut bakal dialihkan sepenuhnya pada tim.

“Saya enggak hafal siapa saja person yang ada dalam tim itu. Tapi sifat lembaga ini (Direktorat Jembatan dan KKJTJ) independen. Dan setahu saya semua anggota yang ada di dalamnya kompeten di bidang jembatan,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai Pj Bupati Jember itu.

Supaad juga enggan mengomentari munculnya foto jembatan Suhat hoax di media sosial. Alasannya, sudah terlalu banyak komentar yang keluar baik dari pejabat, akademisi, maupun orang awam. Saat dimintai pendapat terkait himbauan ke pengguna Jembatan Suhat, ia juga enggan. “Sudah dihimbau Pak Wali Kota dan Polisi. Enggak usah saya,” ungkapnya.

Kabag Humas Pemkot Malang M Nur Widianto mengatakan, Pemkot Malang sudah berusaha mengurangi beban Jembatan Suhat dengan memasang lampu merah sebelum jembatan pada pekan lalu, tujuannya supaya kendaraan yang berhenti akibat mengantre tak membebani jembatan.

“Tapi hanya dianggap lampu taman yang tidak digubris sama sekali oleh penggendara. Hanya dipatuhi saat ada petugas saja. Mungkin ini yang perlu diedukasikan,” ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved