Malang Raya
Jembatan Soekarno-Hatta Dijamin Aman, tapi Ada Tiga Titik yang Cacat
Cara pengujian jembatan Suhat yakni dengan menaruh delapan dump truck berbobot total 160 ton di atas jembatan.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, SURYA – Warga Kota Malang tak perlu lagi mengkhawatirkan keamanan Jembatan Soekarno-Hatta di Kecamatan Lowokwaru. Hasil kajian uji beban oleh tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) menunjukkan bahwa Jembatan Suhat aman dilintasi.
Kajian itu dilakukan Rabu (9/3/2016) petang hingga sekitar pukul 04.00 WIB. Cara pengujian jembatan Suhat yakni dengan menaruh delapan dump truck berbobot total 160 ton di atas jembatan.
Kasubdit Teknik Jembatan Ditjen Bina Marga Direktorat Bina Teknik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Iwan Zarkasi, mengatakan, kondisi jembatan saat ditindihi beban itu memang melendut, namun besaran lendutan masih dalam kondisi aman. Selain itu, hasil pengujian getaran saat jembatan kosong juga hanya mencapai 2,19 Hz.
“Di bawah 2,2 Hz masih aman lah,” kata dia, usai pemaparan hasil pengujian Jembatan Suhat di Hotel Atria Malang, Rabu (9/3/2016).
Peserta lain yang hadir dalam pemaparan itu antara lain Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur Supaat, Kapus Litbang Kementrian PU Pera Hari Fasha, dan Kepala Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Sugeng P Budio.
Pengujian itu, lanjut Iwan, dilakukan dengan peralatan lengkap. Prosesnya keseluruhan dilakukan selama dua hari di jam dini hari. Pengujian pertama untuk mengecek uji tanpa beban, sementara hari kedua untuk mengecek uji beban. Seluruh komponen jembatan juga diperiksa merata. Termasuk baut, kondisi baja, serta kondisi beton.
Supaat mengatakan, dari ribuan baut yang terpasang di jembatan baja itu, ada tiga titik yang cacat sejak dibangun. Kecacatan itu menyebabkan baut terpasang miring. Salah satu lubang untuk baut juga tak diisi karena kondisinya tak memungkinkan.
Namun, ia meyakinkan hal tersebut tak akan berdampak pada keamanan jembatan. “Tiga dari ribuan baut itu tidak ada pengaruhnya. Dan itu memang cacat sejak awal. Dulu sudah pernah kami cek,” ungkapnya.
Lendutan dan getaran yang terjadi pada Jembatan Suhat juga dinilai masih sangat wajar dibanding dengan kondisi jembatan milik pemerintah provinsi Jatim lain. Ia menyebutkan beberapa jembatan yang lendutan dan getarannya justru lebih para antara lain Jembatan Sembayat dan Jembatan Boboh di Gresik, serta Jembatan Cincin Lama dan Jembatan Sedayu Lawas di Lamongan.
“Keempat jembatan itu kalau ada yang lewat, getarannya sangat terasa. Sementara yang terjadi di Jembatan Suhat ini masih sangat normal,” ungkapnya.
Hanya saja, keempat jembatan yang disebut terletak di luar daerah kota. Sebab itu intensitas kendaraan yang melewatinya tak setinggi di Jembatan Suhat.
Supaat bilang, setelah ini pihaknya akan memperbaiki dan menambah beberapa komponen di Jembatan Suhat agar getaran lebih teredam.
“Karena ini menimbulkan masyarakat tidak nyaman, khawatir, dan takut, maka kami akan mengeliminir getaran. Nanti kita akan ganti beberapa bagian jembatan yang bisa memperkecil getaran. Kalau pada mobil, istilahnya mengurangi suspensi,” tambahnya.
Berdasarkan hasil kajian itu, Sapaat meyakini jembatan masih aman dipakai hingga usia minimalnya, yakni 50 tahun sejak pertama dibangun pada 1988.