Bangkalan

Gila, di Rumah Sabu Ini Kasih Uang Rp 200.000 Langsung Dapat Bong dan Bisa Isap Sepuasnya

Laiknya pemakai, Sertu Coy bersama rekannya memasukkan kristal putih itu ke dalam alat namun tidak lantas dibakarnya. Dalam hatinya, sebentar lagi...

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: musahadah
surya/ahmad faisol
Dandim 0829 Letkol Inf Sunardi Istanto (kiri) bersama anggotanya menginvertarisir barang bukti di makodim hasil grebekan di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Senin (14/3/2016) malam. 

SURYAMALANG.COM, BANGKALAN - Tanpa senjata, seorang anggota Kodim 0829 Bangkalan, sebut saja Sertu Coy bertahan di dalam bilik rumah sabu milik JM, warga Desa Parseh, Kecamatan Socah.

Di tangannya tergenggang satu poket sabu-sabu yang baru saja dibeli.

Penyamarannya sebagai pemakai sabu nyaris saja terbongkar lantaran selama satu jam, pasukan belum juga datang.

Beberapa saat sebelumnya, Sertu Coy yang datang bersama dua rekannya langsung menuju rumah JM setelah pimpinan memerintahkan untuk menyamar, Senin (14/3/2016) sore.

Target dari penggerebekan itu adalah JM, pemilik rumah sabu yang dilengkapi 10 bilik untuk mengisap.

Ditemui di Makodim 0829 Bangkalan, Selasa (15/3/2016), Sertu Coy menceritakan, ia disambut empat lelaki begitu  sampai di rumah tersebut. Transaksi pun berjalan lancar ketika dirinya memberikan uang sebesar Rp 200 ribu.

"Saya tidak tahu yang mana targetnya. Mereka juga tidak mengenal saya. Setelah sabu di tangan, saya langsung disuruh masuk ke dalam bilik dan diberikan bong (alat sedot sabu)," ungkapnya.

Laiknya pemakai, Sertu Coy bersama rekannya memasukkan kristal putih itu ke dalam alat namun tidak lantas dibakarnya. Dalam hatinya, sebentar lagi rekan - rekan pasti datang.

Namun hingga satu jam berlalu, ia mulai resah dan cemas lantaran posisinya dalam kondisi terjepit tanpa senjata.

Sementara beberapa pria mulai terlihat lalu - lalang di depan biliknya. Bilik seukuran 1,5 x 2 meter itu tanpa pintu, hanya ditutup dengan kain.

Firasatnya, pemilik rumah sudah menaruh curiga.

Sabu yang dibelinya seharga Rp 200 ribu itu seharusnya habis dihisap dalam waktu 10 menit hingga 15 menit. Terpaksa, asap dari rokok yang terus dikeluarkan dari mulutnya untuk mengelabuhi.

"Keringat saya terus mungucur deras sebesar bulir jagung karena pasukan belum juga datang. Apalagi di luar rumah dan lorong - lorong banyak orang. Tak seorang pun yang saya kenal," kenangnya.

Perasaan cemas mendadak hilang ketika terdengar deru mobil dan suara lantang dari rekan - rekannya. Saat itu juga, puluhan rekannya memasuki semua sudut ruangan di rumah tersebut.

Dalam penggrebekan itu, kodim menurunkan satu peleton setara 30 anggota dan satu tim unit intel dipimpin langsung Pasi Intel Lettu Chb M Tohari, Pasi Ops Kapten Arh Krisanto, Pa Siaga Kapten Inf Budiono, Pjs Dan Unit Intel Pelda Supriadi, Den Intel Sertu Zainal Arifin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved