Malang Raya

Sampoerna Ajak Warga Ngantang Simulasi Bencana, Memugar Ingatan Letusan Gunung Kelud

Head of Stakeholders Regional Relations&CSR; Sampoerna, Henny Susanto menambahkan, pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan dampak positif

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/IST
Simulasi tanggap bencana oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), yang diikuti oleh 150 KK bekerja sama dengan BPBD Malang dan Mitra Produksi Sigaret, (MPS) KUD Sumber Makmur Ngantang, di desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Sabtu (13/8/2016). Desa Pandansari merupakan desa yang paling terdampak saat meletusnya Gunung Kelud tahun 2014. 

SURYAMALANG.COM, NGANTANG - PT HM Sampoerna menggelar simulasi tanggap bencana di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Sabtu (13/8/2016). Simulasi ini tentunya melibatkan warga Desa Pandansari, yang pada tahun 2014 terkena dampak letusan Gunung Kelud. Yakni sebanyak 150 kepala keluarga ikut terlibat dalam simulasi ini.

Kepada SURYAMALANG.COM, Budi Yuwono, Direktur Mitra Produksi Sigaret, Ngantang, yang juga merupakan penduduk desa setempat, menceritakan saat simulasi berlangsung. Dikatakannya saat simulasi berlangsung banyak warga yang menangis dan terharu karena mengingat kejadian beberapa tahun silam yang banyak menelan korban jiwa. Antusias warga juga tinggi terhadap simulasi ini. Bahkan dikatakannya banyak warga yang menggunakan bedak dan alat-alat yang lain untuk membuat dirinya seolah-olah terkena abu vulkanik.

“Seolah-olah ingatan mereka tentang kejadian itu tidak bisa hilang dari pikiran mereka. Saat simulasi mereka benar-benar menggambarkan situasi bagaimana dahsyatnya letusan gunung Kelud yang menimpa desa ini. Mereka bawa bedak yang ditaburkan ke tubuhnya, seolah-olah kejadian 2014 itu terjadi,” tutur dia saat ditemui.

Tak hanya itu saja, ternyata mereka juga dituntut agar tanggap saat terjadi bencana. Semisal menggunakan bahan-bahan sekitar untuk menolong orang yang terluka, seperti bamboo, sarung. Ketika terluka juga bagaimana mengobati menggunakan bahan-bahan alam, daun misalnya. Simulasi ini tak hanya melibatkan orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak diajak untuk tanggap terhadap bencana apapun.

Saat simulasi, terdapat beberapa titik posko, lalu mobil tim SAR, jalur evakuasi dan fasilitas sarana serta obat-obatan yang diperlukan. Menurutnya, simulasi ini akan sulit dilakukan karena mengajak 150 KK, tetapi saat merealisasikan banyak warga yang membutuhkan pelatihan seperti ini. Dikatakannya banyak warga yang masih belum mengerti apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana.

“Mengatur 150 orang itu kan tidak mudah ya, tetapi saat berjalan, antusias mereka sungguh tinggi. Mereka butuh yang namanya hal seperti ini. Tujuan utama simulasi ini kan memang untuk menjadikan warga desa Pandansari khususnya tanggap darurat bencana,” imbuh dia.

Sementara itu, Rahmat Iswahjudi, Manager K3 Sampoerna, menambahkan sebelumnya setelah kejadian tahun 2014, Sampoerna langsung memberikan alat komunikasi yang memudahkan warga setempat untuk berkoordinasi, yakni handy talkie (HT) yang dipegang oleh setiap RT. Untuk hasil dari simulasi ini ialah membuat sebuah gedung kecil yang dijadikan posko utama apabila terjadi bencana. Yakni Esembly Point yang letaknya bisa dijangkau dan seluas 16 meter persegi.

“Esembly point ini merupakan titik tumpu utama. Lokasinya mempermudah petugas tim SAR, BPBD, dan warga untuk memantau saat terjadi peristiwa. Selain itu, juga ada fasilitas sarana seperti P3K, dapur umum, serta tempat pembagian identitas warga,” terangnya.

Selain itu, juga ada jalur evakuasi yang dibuat untuk memudahkan mengevakuasi. Pendirian organiasai Masyarakat Tanggap Bencana juga didirikan di Ngantang. Organisasi ini bertugas untuk evakuasi warga, P3K, serta bantuan umum seperti fasilitas sarana umum dan sosial.

Head of Stakeholders Regional Relations&CSR Sampoerna, Henny Susanto menambahkan, pihaknya selalu berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat yang juga sebagai pemangku kepentingan perusahaan.

“Di Sampoerna kami yakin untuk tidak menjalankan bisnis, tetapi juga berperan aktif dan memberikan kontribusi kepada seluruh masyarakat,” tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved