Malang Raya

Wisata 'Tiban' Kampung Tridi Kota Malang, Jangan Sungkan untuk Selfie, yang Penting Sopan

"Sungkan sih, makanya tadi kami mau masuk ragu-ragu, masuk nggak, masuk nggak. Tapi lukisannya bagus dan kami mau foto di situ. Ternyata boleh"

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Kampung Tridi (3D) Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Malang 

Menamakan diri Kampung Tridi karena warga setempat menonjolkan kepada lukisan yang terlihat timbul (3D, baca tridi). Awalnya, pelukisan dilakukan oleh Edy Gimbal dan Tholib. Lukisan tridi yang awal, ditempatkan di gerbang masuk kampung itu.

Hingga pada akhirnya, Wali Kota Malang M Anton mengharapkan pihak Decofresh juga melaburkan cat-nya ke Kampung Tridi melalui program CSR. Gayung bersambut. Decofresh pun mengecat tembok dan atap rumah di empat RT di RW 12, lokasi Kampung Tridi berada. Terdapat 200 rumah di RW tersebut.

Namun warga Tridi tetap ingin menonjolkan ke-tridi-annya. Lukisan tridi diperbanyak. Hingga Kamis (1/9/2016), sudah ada 25 lukisan tridi di tembok dan jalan. "Target awalnya 60 titik lukisan tridi, namun bisa lebih dari itu, bisa 80-an lukisan nantinya. mengingat permintaan warga banyak. Warga sangat antusias, sehingga meminta tembok rumahnya yang kosong untuk dilukis. Tema lukisan bisa mereka pilih, asalkan syaratnya bisa dijadikan lukisan tridi," ujar koordinator pelukis, Edy Gimbal.

Warga Kampung Tridi mengaku antusias dengan perubahan di kampungnya, meskipun kampung mereka menjadi kawasan wisata 'tiban' pada akhirnya. Mereka ingin, kampung itu bisa bertahan lama menjadi kawasan destinasi wisata.

"Harapannya memang bisa lama. Sehingga, kami sedang mengkonsep bagaimana wisatawan terus mengalir ke kampung ini, juga tidak bosan," ujar Ketua RW 12 Valentinus Sutrisnanto.

Beberapa hal yang sedang mereka gagas antara lain, produk unggulan yang akan dipamerkan dan dijual di kampung itu. Produk unggulan yang sudah dimiliki warga setempat adalah kerajinan daur ulang sampah. Untuk kulinernya, warga Kampung Tridi dikenal sebagai penjual jamu gendong dan bubur Madura.

"Nantinya itu akan kami tampilkan, supaya pengunjung ada yang dibeli," tegasnya.

Edy Gimbal menambahkan, nantinya pengunjung Kampung Tridi juga bisa mengikuti workshop melukis tridi. Ketika seluruh lukisan tridi selesai, seniman lukisan tridi siap membagikan ilmunya kepada pengunjung.

"Nantinya akan kami buatkan semacam bengkel melukis, kepada pengunjung," tegas Edy. Hal itu, imbuhnya, untuk memenuhi unsur 'something to do' dalam teori pengelolaan sebuah pariwisata.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, ada tiga unsur pengelolaan pariwisata yakni 'something to see, to do, dan to buy'.

Selain menyiapkan hal-hal penunjang wisata di Kampung Tridi, pihak RW juga sedang memikirkan parkir untuk pengunjung. Jika seluruh lukisan tridi selesai, nantinya parkir kendaraan tidak di trotoar jalan, namun di salah satu lahan kosong yang ada di kampung itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved