Probolinggo

Kisah Dodi, Sang Sultan Agung Padepokan Dimas Kanjeng yang Sering Bawa Lari Uang

"saya melihat uang dollar itu langsung. Awalnya sempat tidak percaya, tapi mau bagaimana lagi toh itu memang asli,"

Penulis: Galih Lintartika | Editor: fatkhulalami
SURYA/Galih Lintartika
Rumah Dodi Wahyudi, Sultan Agung Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Beji, Pasuruan terlihat sangat mewah, dan berlantai tiga. 

Kendati demikian, Taufik menyebut sempat mendapatkan informasi terakhir bahwa ruko Dodi yang dibangun menggunakan uang Dimas Kanjeng ini roboh dan rusak, tidak ada panas dan tidak ada hujan disertai angin kencang.

"Mendadak roboh, mungkin itu karma buat dia. Saya sekarang tidak tahu, dia ada dimana dan kabarnya seperti apa," tandasnya.

Anam, salah satu pengikut lainnya, mengatakan bahwa Dodi itu merupakan sosok yang baik hati saat sama - sama menjadi pengikut. Namun, kata dia, Dodi berubah 180 derajat setelah kehidupannya berubah paska diangkat sebagai sultan agung oleh Taat Pribadi.

"Dodi lebih sombong, dan keras kepala saat menjabat sebagai sultan. Tidak rendah hati dan berbeda dari pertama kali mengenalnya," tuturnya.

Pengikut asal Jember ini menjelaskan, taraf hidup Dodi memang berubah paska dinyatakan sebagai sultan agung. Rumahnya yang awalnya kecil, mendadak lebih mewah dan dibangun menjadi lantai tiga.

Ia mampu membangun ruko yang besar dan memiliki banyak tanah. Bahkan, ia pun juga memiliki mobil dan sejumlah perabotan rumah dengan nilai fantastis lainnya.

"Kehidupannya itu seperti sulap. Kemarin hidup pas - pas karena hanya bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta, dan besoknya mendadak menjadi miliader tanpa memiliki pekerjaan yang jelas," pungkasnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved