Surabaya
Jatim Siap Jadi Pionir Beras Fortifikasi Makan Bergizi Gratis, Khofifah Ajukan Payung Hukum ke Pusat
Jatim Siap Jadi Pelopor Beras Fortifikasi Makan Bergizi Gratis, Khofifah Ajukan Payung Hukum ke Pusat
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan kesiapan Jatim menjadi pelaksana pertama beras fortifikasi untuk meningkatkan gizi anak melalui Makan Bergizi Gratis (MBG).
Namun, ia menekankan bahwa langkah tersebut harus dilandasi payung hukum dan regulasi resmi dari pemerintah pusat agar pelaksanaannya sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku.
Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah saat menerima kunjungan jajaran tim dari World Food Programme (WFP) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (9/8/2025).
“Kita siap menjadi implementor pertama jika pemerintah pusat merevisi aturan/regulasi maupun kebijakan terhadap Beras Fortifikasi,” tegasnya kepada SURYAMALANG.COM.
Baca juga: Berkunjung ke Malang, Gubernur Khofifah Imbau Orang Tua Supaya Peduli dengan Kesehatan Mental Anak
Untuk itu, Gubernur Khofifah mehon pemerintah menyesuaikan payung hukum kebijakan beras fortifikasi. Regulasi atau kebijakan beras fortifikasi idealnya diterbitkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai otoritas resmi, khususnya dalam mendukung Program MBG.
Tak hanya itu, kebijakan ataupun payung hukum terhadap keberadaan beras fortifikasi harus dilakukan dengan jelas sesuai regulasi yang dilakukan oleh pemerintah.
Jika secara regulasi sudah jelas dan terdapat payung hukum yang jelas mengatur Jatim siap mengimplementasikan program ini.
“Jatim siap untuk mengimplementasikan program ini. Saya menyampaikan supaya regulasinya direvisi dulu supaya ketika program ini kita jalankan semua sudah sesuai dengan prosedur,” ungkapnya menambahkan.
Secara ketersediaan anggaran, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim telah menyiapkan anggaran yang cukup untuk mendukung program MBG.
Baca juga: Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Banyuwangi Dipastikan Tidak Ada Kenaikan
Akan tetapi, regulasi dan aturan yang digunakan harus selaras dengan ketetapan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat sehingga tidak terjadi persoalan hukum di kemudian hari.
Khofifah pun meminta WFP harus memaparkan kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan, BGN dan pemerintah pusat terhadap berbagai kandungan yang dihasilkan dalam beras fortifikasi.
Termasuk manfaatnya dalam penurunan stunting dan membantu berbagai program yang sukses di berbagai penjuru dunia seperti program makan gratis di Negara India harus dijelaskan.
“Kami siap menjadi pelaksana pertama jika program Beras Fortifikasi. Kami siap jadi Role Model Beras Fortifikasi di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Senior Advisor Analytics & Science for Food & Nutrition at the Nutrition and Food Quality Service United Nations WFP, Saskia de Pee mengatakan, kedatangannya menemui Gubernur Khofifah yakni ingin mendukung program pemerintah terutama MBG melalui beras fortifikasi.
“Kami mendiskusikan kemungkinan untuk memasukkan beras fortifikasi ke dalam program MBG yang merupakan program pemerintah saat ini,” terangnya.
GIIAS Surabaya 2025 Resmi Dibuka, 7 Merek Baru Tarik Perhatian Pengunjung yang Membeludak |
![]() |
---|
Mayoritas Pasangan Nikah Siri dan Keluarga Miskin, 285 Pasangan Ikut Nikah Massal Gratis di Surabaya |
![]() |
---|
Dinas Sosial Jatim Evaluasi 9 Ribu Penerima Bansos yang Menggunakannya untuk Judi Online |
![]() |
---|
Mantan PJ Bupati Sidoarjo Hudiyono Ditetapkan Tersangka Korupsi, Bancaan Dana Hibah Rp 179 Miliar |
![]() |
---|
Gubernur Khofifah Optimistis Kopi dan Kakao Jawa Timur Berkembang Pesat dan Tembus Pasar Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.