Manado

Cantik-cantik Jadi Sopir Angkot dan Kuli Batu! Alasan Mahasiswi Manado ini Bikin Trenyuh

Ia masih tercatat sebagai mahasiswi semester 7 Akademi Manajemen Informatika Komputer STMIK Manado.

Editor: Aji Bramastra
Tribun Manado/ANDREAS GERALD RUAUW
Brenda Trivena Grace Salea, mahasiswi cantik yang tak malu bekerja sebagai sopir angkot dan menguli. Demi membantu ayahnya. 

Kesempatan awal untuk membawa penumpang ternyata datang tidak disangka-sangka.

Sang ayah ketika membawa angkot, merasa kurang sehat.

Padahal penumpangnya penuh,

"Jadi saya memberanikan diri mengambil kendali. Saat itu saya masih duduk di bangku kelas 2 SMA," katanya.

Brenda mengakui selama menjadi sopir banyak pengalaman unik.

Ibu-ibu kadang kaget melihat dirinya sebagai seorang sopir.

"Ada yang tidak percaya sama saya. Ada bahkan yang berpegangan kuat di badan mobil," katanya.

Lama-kelamaan, kata dia, semua penumpang langganan menjadi terbiasa bahkan mereka sering memuji.

"Ada yang berkelakar hati-hati dengan saya. Saya katanya jago bawa mobil," ujarnya.

Ia menambahkan sudah dikenal hampir semua sopir.

Ia biasa dipanggil Brenda atau "om Berenhard pe anak" (anaknya om Berenhard).

"Saya dikenal walau hanya bekerja sebagai sopir di hari Sabtu. Senin sampai Jumat saya kuliah dan pulang memakai bus di hari Jumat," katanya.

Dalam satu hari, kata Brenda, ia bisa memperoleh uang Rp 300 ribu.

Itu artinya satu setengah rit (satu kali bolak-balik Likupang Tatelu ditambah satu kali perjalanan kembali ke Likupang).

"Saya akan tambah pendapatan jika ada anak sekolah misalnya yang akan pergi lomba ke Airmadidi. Saya nggak perlu nungguin, jadi masih bisa narik satu rit untuk itu," ujarnya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved