Malang Raya

Akui Sweeping, Begini Cara Sopir Angkot Kota Malang Tahu Ciri-Ciri Mobil Grab

Wali Kota Malang M Anton mengatakan, arus teknologi tidak bsa dikontrol. Itu sebabnya, pelaku usaha alat transportasi harus mengikuti perubahan zaman

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Petugas Satpol PP Kota Malang, M Sofa Hani, mengaku mengetahui keramaian antara sopir angkutan kota (angkot) dan Grab di dekat Stasiun Malang, Jumat (17/2/2017). Saat itu, Sofa sedang bertugas di sana bersama teman-temannya. Namun, ia tak melihat sampai bentrok fisik.

“Ada tiga. Di sini (depan patung singa) dihentikan satu. Yang dua lolos di sana (sekitar Taman Trunojoyo sisi utara),” kata dia. Tiga jenis mobil yang dihalau para sopir angkot itu, sepengetahuan Sofi, adalah Avanza, Xenia, Mobilio. Semuanya berplat nomor luar Malang.

Baca: Terkait Polemik Angkutan Berbasis Online, Organda Malang Raya Deadline Dishub 3 Hari

Baca: Banyak Jalur Angkot Mati, Ini yang Ditakutkan Ketua Jalur Angkot Malang Soal Angkutan Online

Baca: Kapolres Malang Kota : Jangan Ada Sweeping Transportasi Online

Baca: Sopir Taksi Online Laporkan Sopir Mikrolet ke Mapolres Malang Kota, Ini Penyebabnya

Para pengunjung taman dan orang-orang yang sedang berada di sekitar sana kemudian ikut mendekat ke lokasi. Suasana pun menjadi ramai. Namun, Sofi mengaku tak tahu kelanjutan dari kejadian itu.

Sementara itu, beberapa sopir angkot yang ngetem di seberang stasiun mengakui bahwa sering menghentikan mobil angkutan online yang mengangkut para penumpang di sana. Namun, mereka mengaku tak pernah melakukan kekerasan fisik. Mereka meminta sopir angkutan online untuk menurunkan kembali penumpang yang baru diangkutnya.

“Cuma kami minta penumpang diturunkan. ‘Mas, jangan mengambil penumpang di sini’,” kata Bahri (30), sopir angkot jalur Arjosari-Landungsari. Meski di mobil angkutan online tidak ada pertanda, para sopir angkot mengetahui mereka pengemudi angkutan online lewat pengamatan.

Bahri menyontohkan, setiap ada calon penumpang keluar dari stasiun, para sopir angkot akan menawari agar meraka naik angkot. “Kami tanya, mereka bilang sudah pesan Grab. Jadi kita tunggu. Kalau mereka mau naik, kami ke sana,” lanjut Bahri.

Ia mengatakan, beban sebagai sopir angkot kian berat. “Kami kerja sebelum ada Gojek dan Grab sudah susah. Pas-pasan. Kami sudah berkeluarga semua. Sekarang, udah posisi seperti ini. Saya sudah 10 hari enggak ada setoran. Beli bensin, setoran buat belanja. Daripada anak istriku tidak makan,” imbuhnya.

Yang membuat para sopir angkot jengkel adalah tarif taksi online yang lebih murah jika dihitung per kepala dibanding tarif angkot. Sepengetahuan dia, taksi online menarik Rp 15 dari Dinoyo Mall City ke Malang Town Squere. Tarif itu bisa mengangkut lebih dari lima orang. Tarif itu lebih murah dibanding tarif angkot yang jika ditotal jadi Rp 20.000.

“Kalau tarifnya minimal Rp 50.000 sih nggak apa-apa. Kalau kami tahu (ada taksi online angkut penumpang di stasiun), jelas kami datangi. Kalau mereka plat kuning, tidak masalah,” kata Wanto, sopir lain dengan trayek yang sama.

Wali Kota Malang M Anton mengatakan, arus teknologi tidak bsa dikontrol. Itu sebabnya, pelaku usaha alat transportasi harus mengikuti perubahan zaman. Masyarakat yang membutuhkan kecepatan dan kenyamanan, kata dia, sekarang lebih bisa memilih.

“Pemerintah tidak pernah memberi izin (taksi dan ojek online). Mereka belum pernah bertemu pemerintah menjelaskan kegiatannya. Tapi pemerintah melihat, masyarakat sekarang pintar melihat peluang. Karena Malang penduduknya banyak, banyak yang butuh pekerjaan. Peluang ini yang mereka lihat baik,” kata dia, Jumat (17/2/2017).

Salah satu solusi bagi angkot, kata dia, adalah dengan membenahi sistem. Penarikant arif hingga Rp 10.000, bahkan sampai Rp 15.000, yang jelas-jelas melanggar aturan tarif harus dihilangkan. Ia mengimbau kepada sopir dan pengusaha angkutan agar tidak membuat warga antipati.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved