Traveling
Malang Ternyata Punya Alun-Alun Kembar, Ini Kisah Sejarahnya
Alun-Alun Malang yang kini tersaji dan setiap hari dinikmati masyarakat, disebut Dwi sebagai alun-alun kedua.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
Perjalanan sinau sejarah alun-alun berpindah ke ALun-ALun Bundar Tugu. Adanya satu lagi alun-alun inilah, yang membuat Dwi menyebut KOta Malang memiliki alun-alun kembar.
Sebuah kota atau kabupaten yang tidak memiliki keraton, sangat jarang memiliki dua alun-alun atau alun-alun kembar. Namun Kota Malang unik, karena memiliki alun-alun kembar.
Satu alun-alun adalah alun-alun kotak yang berada di Jl Merdeka, dan satunya lun-alun bundar tugu yang berada di depan Balai Kota Malang.
Tugu, demikian biasa alun-alun bundar tugu disebut, dibangun lama setelah Kabupaten Malang terbentuk. Taman Tugu dibentuk seiring terbentuknya Kota Malang tahun 1914.
Taman ini dibangun untuk melengkapi fasilitas berdirinya sebuah kota. Taman bundar ini juga menjadi penanda lima persimpangan dan jalur poros yang menghubungkan Stasiun Malang dengan Jl Ijen.
Kolam bundar di tengah Taman Tugu dibangun tahun 1930, dan dilengkapi sampai tahun 1935. Tugu yang berada di tengah kolam bundar dibangun tahun 1953 ketika era kepemimpinan Presiden Soekarno.
"Taman Tugu, atau Taman Bundar melengkapi keberadaan Balai Kota Malang. Ketika itu Belanda merasa butuh membikin kantong baru yang disebut Kota Praja Malang, karena kawasan strategis," pungkas Dwi.