Malang Raya
Andre Gilitasha, Jebolan SMKN 3 Kota Malang Ini Punya Prestasi Mendunia di Abu Dhabi
"Saya pernah juara LKS SMK nasional pada 2015," terang Andre kepada SURYAMALANG.COM ketika bertemu di SMKN 3, Sabtu (28/10/2017)
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Andre Gilitasha meraih dua medali di ajang World Skill di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan lalu di bidang Restaurant Service. Medali ini adalah perak dan best nation. Cowok asal Kepanjen, Kabupaten Malang ini pada Sabtu lalu (28/10/2017) mengunjungi sekolahnya, SMKN 3 Kota Malang.
Sebab kiprahnya ke dunia awalnya mewakili SMKN 3 secara berjenjang. Mulai Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat kota, provinsi, nasional hingga kemudian ke dunia.
"Saya pernah juara LKS SMK nasional pada 2015," terang Andre kepada SURYAMALANG.COM ketika bertemu di SMKN 3, Sabtu (28/10/2017).
Sedang ajang World Skill diadakan setiap dua tahun sekali. Sebelum ke Abu Dhabi, ia juga beradu dengan para siswa dari Asean Skill. Ia bertemu guru dan kepala SMKN 3, Faizah.
Sekarang Andre tercatat sebagai mahasiswa semester 3 jenjang D4 Manajemen Perhotelan di Universitas Trisakti Jakarta. Ia berada di Abu Dhabi pada 10-21 Oktober 2017.
Di lomba Restaurant Service, ada 37 kompetitor dari berbagai negara di dunia. Juara 1 atau peraih medali emas adalah Swiss.
"Kompetisi di sana selama empat hari dengan mengerjakan modul," ceritanya.
Dari 37 peserta itu dibagi delapan grup. Ia kebagian satu grup dengan India, Belanda, Denmark dan Afrika Selatan.
Modul yang diberikan berisi praktik-praktik yang harus dikerjakan setiap hari Seperti fine dining, casual dining, bar dan barista. Semua harus bisa dikerjakan dengan memasak juga melayani tamu.
"Dari modul-modul itu, saya merasa pada H-2 lomba paling ribet di bar. Saya lebih senang fine dining," ujar cowok kelahiran 2 Mei 1997 ini. Tapi ternyata, nilai bar nya paling baik dibanding fine dining.
Menurutnya, materi bar sempat akan dibatalkan. Sebab di Abu Dhabi ada larangan pemakaian alkohol. Padahal untuk membuat cocktail harus ada alkohol. Akhirnya modul itu tetap ada, namun dilokalisir tempatnya.
"Ruangnya disendirikan dan pengawasnya banyak," paparnya. Karena ada World Skill, maka ada dispensasi pemakaian alkohol karena hanya untuk lomba.
Ia merasakan, materi di World Skill sangat komplek dan menambah wawasannya. Di ajang itu, Indonesia mengirim 31 peserta dari 29 bidang lomba. Namun hanya mendapatkan satu medali emas dan satu perak untuk bidang lainnya. Suksesnya ini juga dibagikan ke para siswa di SMKN 3.
"Intinya, selama sekolah galilah potensi dan lakukan dengan fokus apa yang menjadi passion sehingga hasilnya bisa maksimal," tandas anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Hermanto Sengkono dan Rina Asih Tiana.
Cowok sarat prestasi ini juga peraih beasiswa unggulan kemendikbud karena menang di LKS SMK nasional.