Malang Raya
Heboh Kampung Janda di Kota Malang, Begini Saran Dosen Universitas Brawijaya untuk Pemkot
Wali Kota Malang, M Anton sempat membuat heboh setelah mengeluarkan wacana Kampung Janda beberapa waktu lalu.
Penulis: Neneng Uswatun Hasanah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Wali Kota Malang, M Anton sempat membuat heboh setelah mengeluarkan wacana Kampung Janda beberapa waktu lalu.
Pakar studi wanita Universitas Brawijaya (UB), Prof Dr Keppi Sukesi MS, mengatakan itu adalah ide yang bagus.
Bagi beberapa orang, kata ‘Janda’ yang melekat pada nama kampung itu menimbulkan kontroversi dan konotasi negatif.
Namun, Keppi mengatakan hal itu akan menggali potensi wanita di kampung tersebut.
“Saya yakin niatnya baik.”
“Mendengar banyaknya wanita berstatus janda di satu RW tersebut, saya kira hal itu tercetus secara spontan.”
“Namun pasti niatnya untuk memberdayakan para wanita untuk membentuk kampung wisata baru di Kota Malang,” tutur dosen Fakultas Pertanian itu kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (6/12/2017).
Menurutnya, pemberdayaan yang cocok di awal adalah penguatan jati diri para wanita tersebut.
“Membangun karakter para wanita berstatus janda itu agar bisa menjadi sumber daya sekuat laki-laki.”
“Lalu memberi pilihan pelatihan sesuai potensi yang mereka inginkan,” lanjutnya.
Pendiri Asosiasi Pusat Studi Wanita dan Gender Indonesia itu menyarankan pemerintah menggali potensi unik dan khas di kampung tersebut.
Jadi potenti itu bisa dikembangkan para janda itu.
Bisa juga menggali potensi tradisi di kampung yang bisa menjadi ajang wisata.
“Potensi apa yang bisa menggerakkan dan menghidupkan wisata di kampung itu.”
“Setelah itu dilakukan pelatihan rutin antara 1-2 tahun,” terangnya.
Jika tidak ada potensi, maka isa dipertimbangkan menggali potensi terkait para wanita yang menjadi subyek di kampung tersebut.
“Misalnya makanan kecil, atau souvenir bordir, atau dibuat kampung tematik dengan tema yang sangat perempuan, yaitu keindahan dan kecantikan.”
“Contohnya bisa menjadi kampung bunga,” imbuh koordinator program doktor Agribisnis UB itu.
Peneliti aktif di pusat studi wanita UB itu juga menyarankan ada institusi atau kelompok terstruktur yang menaungi para wanita berstatus janda di RW 3 Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun.
“Misalnya membentuk koperasi, atau lembaga.”
“Jadi para janda bisa menjadi wanita kepala keluarga yang kuat dan mandiri,” harapnya.
Bisa juga janda yang mayoritas lansia itu mengadakan senam atau gerakan bersama rutin setiap pekan.
“Lama kelamaan mereka bisa menjadi penggerak kesehatan dan kebersihan lingkungan Kota Malang,” ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/peneliti-studi-kajian-wanita-universitas-brawijaya-prof-dr-keppi-sukesi-ms_20171206_175219.jpg)