Nasional

Asal Usul Jarang Goyang, Mulai Mantra Santet, Tarian, sampai Lagu Dangdut Nella Kharisma

Menurutnya, Jaran Goyang adalah mantra yang menjadi bagian dari sastra lisan yang dimiliki masyarakat Suku Osing.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
net
Semar mesem, dan jaran goyang 

Hasnan mengatakan santet bukan ilmu yang menyakiti atau membunuh.

( Baca juga : Menguak Misteri Jaran Goyang dan Semar Mesem, Mantra Kuno yang Tak Boleh Dilakoni Sembarangan )

Santet merupakan akronim dari ‘mesisan gantet’ yang berarti sekalian bersatu atau bisa juga ‘mesisan bantet’ atau sekalian rusak.

Hal ini merujuk dari fungsi sosial mantra santet Jaran Goyang untuk menyatukan dua orang agar bisa menikah.

Atau bisa juga untuk memisahkan kedua orang yang mencintai agar bisa menikah dengan pasangan pilihan keluarganya.

“Saat Kerajaan Blambangan diambang kehancuran, rakyatnya terpisah.”

“Agar keturunan mereka tidak tercampur, mereka menikah dengan dasar kekerabatan.”

“Biasanya kan ada yang saling suka, tetapi ternyata tidak disetujui orang tua.”

“Nah di sini fungsi mantra Jaran Goyang untuk menyatukan mereka.”

“Niatnya baik. Bukan untuk hal-hal yang nggak jelas. Ini adalah ilmu pengasihan,” ungkap penulis buku novel berjudul Kerudung Santet Gandrung tersebut.

Namun, di antara banyaknya mantra pengasihan, Jaran Goyang yang paling ampuh.

“Nggak perlu waktu lama. Kalau sudah dirapalkan, bisa langsung jatuh cinta,” katanya sambil tersenyum.

Dia menjelaskan nama Jaran Goyang diambil dari perilaku kuda yang sulit dijinakkan.

Namun jika sudah jinak, kuda sangat mudah dikendalikan.

“Sama dengan perasaan cinta.”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved