Pasuruan

Sekali ke Kuburan, Pria Pasuruan Ini Dapat Rp 20 Ribu, Lalu Dia Ditangkap Polisi, Begini Ceritanya

TPU atau kuburan identik sebagai tempat keramat, dan menyeramkan. Namun, hal itu tidak menyurutkan nyali pria Pasuruan bernama Juroto (46) ini.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, PASURUAN - Tempat Pemakaman Umum (TPU) atau kuburan identik sebagai tempat keramat, dan menyeramkan.

Namun, hal itu tidak menyurutkan nyali Juroto (46).

Warga Desa Sumbersuko, Purwosari, Pasuruan ini justru sudah biasa mengais rezeki di kuburan.

Namun, Juroto mencari rezeki dengan cara menjadi kurir sabu.

Akibatnya, Juroto ditangkap anggota Satresnarkoba Polres Pasuruan pada Selasa (18/4/2018) pagi.

Dia ditangkap di kuburan Sukorejo yang memiliki lahan sangat luas.

Sebelum ditangkap, Juroto bolak-balik dari rumahnya atau tempat kerjanya ke kuburan Sukorejo hampir setiap hari.

( Baca juga : Pesta Seks Tukar Pasangan di Hotel Lawang Malang, Begini Nasib 3 Pasutri yang Terciduk )

Baca: Istri Daus Mini Minta Cerai Padahal Belum Sebulan Menikah, Perhatikan Chat Pribadi yang Bocor Ini

Baca: Pantas 3 Truk di Jembatan Babat Tuban Lamongan Sulit Dievakuasi, Lihat Video ini, Beratnya Segini

Baca: Tega Sekali! Wanita Uzur Dipekerjakan Jadi Pengemis di Kediri, Hartanya Bikin Geleng-geleng Kepala

Baca: Masih Ingat Tia AFI 2? Lama Tak Terdengar Kabarnya, Penampilannya Kini Sungguh Berbeda

Baca: TKW Ini Ngaku Ditampung di Ruang Tertutup dan Pengap di Kota Malang, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya

Kuburan ini sangat besar.

Ada ratusan makam di kuburan itu.

Namun, tersangka tidak pernah merasa merinding atau takut saat transaksi di kuburan.

“Karena kuburan merupakan tempat paling aman untuk transaksi,” kata Juroto, Rabu (18/4/2018).

Menurutnya, kuburan Sukorejo sangat luas.

Makanya kemungkinan kepergok orang sangat kecil.

Apalagi saat malam, jalanan di kuburan ini sangat sepi.

Penerangan Jalan Umum (PJU) pun juga sangat minim.

“Jadi aman, dan tidak ada yang tahu.

Biasanya kalau disuruh bos, saya arahkan pemesan transaksi di kuburan.”

“Kalau di jalan atau di lokasi lain, bahaya dan gampang kepergok orang,” terangnya.

Setiap harinya Juroto bekerja sebagai satpam di perusahaan swasta di Pasuruan.

( Baca juga : Pantas Saja Rudal Tomahawk Mudah Dihancurkan, Ternyata ini Kehebatan S-200 )

Dia sudah menjadi pengguna sabu sejak dua tahun terakhir.

Sebagaian gaji hasil satpam digunakannya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Sedangkan sisanya digunakan untuk membeli sabu.

Namun lama-kelamaan, dia kebingungan karena biaya kebutuhan semakin mahal.

Di sisi lain, dia tidak bisa meninggalkan sabu.

“Saya kepincut tawaran menjadi kurir sabu.”

“Selain mendapat upah, saya juga bisa nyabu gratis.”

“Biasanya saya diberi gratisan oleh bos,” jelasnya.

Dia sudah dua bulan menjadi kurir sabu.

Dia mendapat antara Rp 20.000 sampai Rp 30.000 setiap mengirim sabu.

( Baca juga : Dikabarkan Ada Seks Bebas dan Pesta Miras di Rumah Guru Tari, Selanjutnya Terungkap Fakta Pilu )

“Saya juga diberi sabu sedikit. Lumayan, saya bisa nyabu gratis, tapi juga dapat untung,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasatresnarkoba Polres Pasuruan, AKP Nanang Sugiyono mengatakan petugas menyita sabu seberat 0,5 gram dari tersangka.

“Kami masih kembangkan kasus ini. Kami akan mencari tahu siapa yang menyuruh tersangka,” kata Nanang.

UPDATE BERITA TERKINI: 

LIKE Facebook Surya Arema
FOLLOW Instagram Surya Malang
FOLLOW Twitter Surya Malang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved