Blitar

Ada 12 Anak Mengalami Stunting di Kota Blitar

#BLITAR - Kami menemukan ada 12 anak mengalami stunting. Semua sudah tertangani, tidak sampai ada anak yang meninggal karena stunting.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: yuli
WATERAID/RONNY SEN via BBC
STUNTING - Di India, sekitar 48 juta anak di bawah 5 tahun mengalami stunting, tinggi tubuhnya tidak sesuai dengan usianya. 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Kasus stunting atau anak yang mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan masih ditemukan di Kota Blitar. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar mencatat hingga sekarang ada 12 anak yang mengalami stunting di Kota Blitar.

"Kami menemukan ada 12 anak mengalami stunting di Kota Blitar. Semua sudah tertangani, tidak sampai ada anak yang meninggal karena stunting," kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Blitar, dr Dharma Setiawan, Senin (23/4/2018).

Dharma mengatakan 12 anak yang mengalami stunting itu sudah tertangani dengan dirujuk ke RSUD Mardi Waluyo. Mereka mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Sekarang, kedua belas anak yang mengalami stunting sudah kembali ke rumah masing-masing.

"Kasus anak stunting ini bukan hal baru, tapi jadi proyeksi nasional untuk menurunkan angka kasus stunting di Indonesia," ujarnya.

Dia menjelaskan, anak stunting merupakan anak yang mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan. Tinggi badan anak cenderung pendek tidak sesuai dengan usianya atau biasa dikenal cebol. Ada beberapa penyebab anak mengalami stunting.

Pertama soal asupan gizi yang dikonsumsi anak atau anak tidak bisa mencerna makanan sehingga mengalami gangguan pada pertumbuhan tinggi badan. Kedua anak yang mengalami stunting juga bisa karena lahir prematur. Artinya, anak lahir dulu sebelum waktunya.

Organ bayi yang lahir secara prematur biasanya belum terbentuk secara sempurna. Hal itu juga bisa mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan anak.

"Kasus anak stunting di Kota Blitar yang kami temukan rata-rata penyebabnya karena lahir prematur, bukan masalah asupan gizi atau tidak bisa mencerna makanan," katanya.

Untuk mencegah kasus anak stunting, kata Dharma, Dinkes menggalakan posyandu di masyarakat. Masyarakat yang memiliki balita harus rajin membawa bayinya ke Posyandu. Posyandu ini penting untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan anak. Selain itu, lewat Posyandu, Dinkes juga memberi pelayanan makan tambahan untuk balita.

"Itu upaya-upaya kami untuk mencegah agar tidak ada lagi anak stunting di Kota Blitar. Kami juga memantau perkembangan anak sejak berada di kandungan hingga usia 1.000 hari untuk pencegahan kasus stunting di Kota Blitar," kata Dharma. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved