Alamak, Ternyata Begini Cara Teroris Rayu Anak Untuk Lakukan Bom Bunuh Diri
Begini Cara Rayu Anak Untuk Ikut Aksi Bom Bunuh Diri, Caranya Mudah, Orangtua Harus Waspada
"Pertama seseorang terpapar biasanya melalui ayahnya. Lewat pergaulan ayahnya, lalu dia mengajar kepada istrinya baru anak-anaknya," jelasnya.
Ia mencontohkannya dengan mengajak anak-anaknya menonton film jihad sampai mendengar petasan agar sang anak tidak kaget.
Namun ada kejadian unik yang dialaminya akibat doktrin yang ia tanamkan itu dan membuatnya terkejut.
Saat itu, ia bersama keluarganya sedang makan di RM Padang dan di tempat itu juga ada anggota polisi yang sedang makan juga.
"Setelah polisinya pergi, anak saya yang baru kelas 3 SD bilang 'Bi, itu ada polisi kok nggak Abi tembak saja?'.
DI situ saya mikir, bahaya sekali video-video itu, sudah tertanam mereka, itu anak kelas 3 SD loh," katanya.
Nah sejak saat itu, saat ia masuk penjara, dirinya berjanji tidak akan lagi memperlihatkan video jihad pada anak-anaknya.
Simak videonya di sini:
Masuk Surga Bersama
Jika mendengar kisah itu, bisa jadi hal doktrin serupa yang dilakukan oleh para pelaku teror di Surabaya, baik itu Dita Oeprianto ataupun Tri Murtono.
Sekadar diketahui, keluarga Dita Oeprianto mengajak istri serta empat anaknya untuk melakukan aksi bom bunuh diri di 3 geraja Surabaya pada Minggu (13/5/2018).
Sementara, Tri Murtono juga mengajak keluarga untuk melakukan aksi bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018).
Kepada SURYA.co.id (grup SURYA MALANG) Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin sempat menjelaskan kalau seluruh pelaku belajar ke Dita untuk melakukan teror.
"Mereka ini satu jaringan, satu guru. Gurunya Dita ini. Mereka didoktrin pemahaman-pemahaman teror," jelas Machfud di Mapolda Jatim, Selasa (15/5/2018) pagi.