Sidoarjo
Ini Bahaya yang Mungkin Timbul Bila Kawasan Lumpur, Sidoarjo Disulap Jadi Tempat Wisata
Rencana pemerintah menjadikan kawasan Lumpur Lapindo di Sidoarjo sebagai tempat wisata mulai mendapat kritik.
SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Rencana pemerintah menjadikan kawasan Lumpur Lapindo di Sidoarjo sebagai tempat wisata mulai mendapat kritik.
Lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Ir Djaja Laksana mengatakan sangat rentan dan berbahaya jika pusat semburan lumpur panas dijadikan tempat wisata.
Sebab, sampai sekarang kondisinya belum stabil.
Sewaktu-waktu kawasan itu rawan terjadi penurunan tanah atau subsidence.
( Baca juga : Mantap Pilih TVOne, Ternyata ini Alasan Ustadz Abdul Somad Tolak Tawaran TV Lain )
“Jika lokasi semburan lumpur dijadikan obyek wisata, menurut saya itu sangat rentan dan berbahaya bagi masyarakat.”
“Jika turunnya tanah atau subsidence terjadi secara mendadak, pasti akan ambles,” kata Djaja kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (29/5/2018).
Menurutnya, sekarang kawasan di sekitar semburan lumpur ada penurunan tanah yang mengarah ke amblesan pelan-pelan sedalam 3 sentimeter setiap enam bulan.
( Baca juga : 6 Fakta Isu Bom yang Membuat Ratusan Penumpang Lion Air Melompat dari Pesawat di Pontianak )
Kondisi ini harus mendapat perhatian serius.
Sehingga upaya menghentikan semburan lumpur sangat penting.
Apalagi sudah berlangsung selama 12 tahun, dan tidak kunjung terselesaikan.
Jadi bukan malah dijadikan tempat wisata.
“Jika semburan ini tidak dihentikan, maka akan menjadi bom waktu,” tandasnya.
( Baca juga : Incipi Takjil, Ini Cerita Pangeran Harry Yang Hadiri Buka Bersama Umat Islam di Inggris )
Selama ini, yang dilakukan adalah mengalirkan air dari semburan lumpur ke Kali Porong.
Jika itu terus-menerus dilakukan, akan membuat sedimentasi atau mengakibatkan pendangkalan di sungai Porong.
Selama 12 tahun semburan lumpur Lapindo memang tak kunjung tuntas.
