Nasional
Mulai Surabaya Sampai Jakarta, Inilah Kawasan Prostitusi di Indonesia yang Ada Sejak Era Belanda
Para ahli percaya bahwa pelacuran merupakan bisnis tertua di dunia. Hingga kini, bisnis pelacuran tidak pernah habis.
Dari situlah kemudian menjadi cikal bakal istilah saritem yang menjadi tempat lokalisasi tersohor kala itu.
3. Gang Dolly
Gang Dolly begitu tersohor.
( Baca juga : Versi Pengacara, Inilah Pemicu Kepanikan Para Penumpang Lion Air yang Terjun dari Pesawat )
Bahkan lokalisasi ini disebut-sebut sebagai kawasan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara.
Ada dua versi soal nama asal usul nama Gang Dolly.
Pertama, Gang Dolly dari nama noni belanda bernama Dolly van de Mart.
Noni ini secara sengaja membangun rumah bordir di kawasan tersebut.
Namun versi lain menyebutkan Gang Dolly berasal dari nama mantan wanita penghibur berdarah Jawa-Filipina bernama Dolly Khavit.
Dolly Khavit menikah dengan seorang pelaut Belanda.
Kemudian dia mendirikan wisma yang berisi para wanita penghibur.
Semakin banyaknya tamu yang datang, semakin banyak pula wanita penghibur yang mangkal di kawasan ini.
4. Macao Po
Macao Po berdiri sejak abad ke-17.
( Baca juga : PSM Makassar Vs Madura United, PSM Mendominasi Permainan, Inilah Skor Akhirnya )
Dulunya lokalisasi di depan stasiun Kota Jakarta ini memang menjadi tempat tujuan para petinggi VOC.
Ini juga menjadi tempat tujuan para pengusaha dari Tiongkok.
Lama kelamaan, tempat ini semakin ramai.
Semakin banyaknya tamu, lokasi ini pun menjelma menjadi kawasan lokalisasi prostitusi.
Disebutkan pula bahwa inilah cikal bakal tempat pelacuran di Jakarta.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Lima Kawasan Prostitusi di Tanah Air yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda.