Jendela Dunia
Sebelum Ditangkap, Pendukung ISIS Ini Rencanakan Serang Pangeran Kerajaan Inggris
Husnain Rashid telah ditangkap. Pendukung ISIS ini telah merencanakan dan mendorong sejumlah aksi terorisme.
SURYAMALANG.COM - Husnain Rashid telah mengakui sejumlah tuduhan terorisme yang diarahkan kepadanya.
Termasuk tuduhan akan menyerang putra dari Pangeran William, Pangeran George (4) di sekolahnya.
Husnain Rashid disebut-sebut sebagai pendukung ISIS.
Dikutip dari laman Fox News pada Jumat (1/6/2018), Husnain Rashid mengakui tiga tuduhan atas keterlibatannya dalam persiapan aksi teroris.
( Baca juga : Okky Lukman Tantang Ayu Ting Ting Temui Nagita Slavina-Raffi Ahmad, Jawaban Tak Disangka Terlontar )
Satu di antaranya adalah tuduhan yang mendorong seruan terorisme.
Rashid telah minta pendukung ISIS melalui aplikasi Telegram yang diberi nama ‘Lone Mujahid’ pada Oktober lalu.
Kelompok ini menargetkan penyerangan terhadap Pangeran yang menjadi penerus ketiga dari tahta Kerajaan Inggris itu, seperti yang disampaikan Sky News.
Setelah Rashid mengaku bersalah, Hakim Andrew Lees kemudian membebankan dua tuduhan lainnya.
( Baca juga : Cerita Irfan Bahri Santri Madura Kenapa Begitu Berani Serang Begal, Sang Paman Ungkapkan Perasaannya )
Tiba-tiba hakim mengakhiri persidangan dengan hukuman yang dijadwalkan pada 28 Juni 2018.
Lees mengatakan persidangan telah mendengar ‘tuduhan yang paling berat’, menurut Sky News.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa Anda akan menerima hukuman penjara yang sangat lama.”
“Bahkan akan ada pertimbangan untuk hukuman penjara seumur hidup,” kata Lees.
( Baca juga : Link live streaming Indosiar Arema vs PSIS Semarang Liga 1 Gojek Malam Ini, Kick Off Jam 20.30 WIB )
Selama dua pekan pertama persidangan, Jaksa Annabel Darliow mengatakan kepada Hakim bahwa Rashid mendorong serangan pada sejumlah target, termasuk Pangeran George di sekolahnya.
Rashid memposting foto pada satu forum yang dienkripsi di Telegram yang menampilkan gambar Pangeran George sedang diintai dua pejuang jihadis bertopeng.
“Bahkan (anggota) keluarga kerajaan tidak akan dibiarkan sendirian.”