Perguruan Tinggi Tak Dipaksa Laksanakan Kelas Daring

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) membolehkan perguruan tinggi melakukan kelas dengan jaringan (daring) sebagai tuntutan perkembangan zaman di era revolusi industri 4.

Namun, tidak melulu daring. Tapi masih perlu tatap muka.

“Namanya blended learning untuk mata kuliah. Untuk daring hanya 30 persen. Sisanya tatap muka,” jelas Widyo Winarto, Sekretaris Lembaga Layanan Dikti Wilayah 7 Jatim kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (11/9/2018).

( Baca juga : Info CPNS Kota Malang, Ada Tiga Bidang yang Dibutuhkan, Siapkan Dirimu Guys )

Tidak ada paksaan bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan kelas daring.

Sebab kemampuan perguruan tinggi tidak sama.

Namun kebanyakan yang akreditasi lembaga perguruan tinggi A sudah menjalankan.

( Baca juga : Daftar Daerah yang Buka Pendaftaran CPNS 2018 di Jatim, Mulai Surabaya, Malang, Sampai Tulungagung )

Sedang perguruan tinggi akreditasi B mungkin masih mempersiapkan diri menuju daring.

“Untuk masuk ke kelas daring, kan perlu dipersiapkan dosennya. Kurikulumnya juga harus disiapkan untuk mendukung itu,” tambahnya.

Mata kuliah-mata kuliah yang bisa diambil untuk kelas daring juga sudah disiapkan.

( Baca juga : Diklaim yang Pertama di Indonesia, Museum Reenactor Hadir di Kota Malang )

Jika porsi kelas daring lebih dari 50 persen, maka harus izin Kemenristekdikti.

Menurutnya, paling banyak perguruan tinggi melakukan daring mata kuliah.

Sehingga jangkauan mahasiswanya lebih banyak.

( Baca juga : Ada Keris Berusia 1690 Tahun dalam Penjamasan Tosan Aji dan Pentayuhan Pusaka 2018 di Kota Batu )

Namun ada juga perguruan tinggi yang daringnya untuk prodi.

“Artinya seluruh mata kuliah di prodi itu daring,” terangnya.