Surabaya
Kisah Warga Lamongan yang Selamat dari Gempa dan Tsunami di Palu, Pulang Kampung Jadi Solusi
Kesaksian Warga Lamongan yang Selamat dari Gempa dan Tsunami di Palu, Mencekam di Bagian Awal
Tasmani mengungkapkan, suasana pasca gempa di Palu, Donggala, dan sekitarnya benar-benar carut marut.
Tasmani mengatakan, kondisi di Palu pascagempa sudah tak kondusif lagi.
Mengapa?
Menurutnya, aktivitas perekonomian langsung mandeg jegreg.
Hal itu pun berbuntut pada penjarahan terjadi di mana-mana.
"Setelah gempa, bahan makanan susah didapat, bantuan dari pemerintah juga masih belum datang," papar Tasmani kepada TribunJatim.com saat ditemui di Wisma Bhaskara Juanda, Sidarjo pada Kamis (4/10/2018) dinihari.
Lantaran bantuan tak kunjung tiba itu lah, lanjut Tasmani, ia dan keluarganya terpaksa menyantap makanan sisa.
Hal tersebut tak dilakukannya sekali dua kali, melainkan berkali-kali dalam dua sampai tiga hari.
Tasmani menjelaskan, pada Selasa (2/10/2018) siang, ia memberanikan diri untuk pergi ke Bandara Kota Palu.
Namun, saat perjalanan menuju Bandara Kota Palu, ia melihat sekelompok massa menjarah beragam makanan, minuman, sampai beragam barang elektronik lainnya.
"Penjarahan di mana-mana, kami akhirnya ke bandara saja, di sana kami langsung mendaftar ke pihak bandara biar bisa pulang ke Lamongan," tandasnya lalu mengambil air mineral di tas ranselnya.
Lalu, saat ditanya apakah sempat terbesit di pikirannya untuk menjarah, dengan tegas Tasmani mengatakan tidak.
Sembari menggelengkan kepala, Tasmani lebih memilih lebih cepat pulang ke kampung halaman daripada mengumpulkan barang yang bukan haknya.
"Nggak ikut mas, untuk makan saja ambil makanan sisa seadanya, untung-untungan kami bisa pulang ke sini (Sidoarjo), Alhamdulillah," imbuhnya lalu termenung.
Lalu, apakah perjalanan Tasmani dan keluarga kembali ke Jatim cukup mudah?