Surabaya

Tangis Ayah Erikawati Pecah, Saksikan Putrinya Terseret Kereta Dalam Insiden Surabaya Membara

Tangis ayah Erikawati pecah, ceritakan tragedi yang menimpa anaknya korban insiden drama Surabaya Membara, hingga acara dipotong sampai 40 menit

SURYAMALANG.COM/kolase/Pipit Maulidiya/Mohammad Romadoni
Ayah Erikawati, Shaluki (Kiri), Drama kolosal Surabaya Membara 

Taufik mengungkapkan bahwa tidak ada kereta lewat saat pagelaran acara Surabaya Membara tiga tahun lalu.

"Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," ujar Taufik.

Taufik menjadi salah satu saksi saat kereta api melintas dan menyerempet warga yang tengah duduk di area viaduk.

Bahkan, Taufik yang saat itu tengah memberikan tepuk tangan kepada warga yang berada di atas viaduk.

"Ada kereta api lewat, semoga beraturan. Tepuk tangan buat teman kita yang ada di atas viaduk. Yak, untung sandalnya saja yang jatuh," ujar Taufik seperti dikutip Surya.co.id.

Namun setelah memberi sambutan, ternyata ada penonton yang jatuh dari viaduk yang tingginya kurang lebih 5 meter dari aspal.

Taufik lantas berteriak meminta tolong tim medis untuk segera datang menolong warga yang jatuh itu.

Baca: Link Live Streaming Pertandingan Persebaya Surabaya Vs PSM Makassar, Momentum Hari Pahlawan !

Baca: Lama Mangkrak, Pemkab Tuban Harap Pasar Besar Segera Dibangun Kembali

Baca: Kemenpar Promosikan Banyuwangi Dalam World Travel Mart Di London

"Tunggu sebentar ada yang jatuh, ada yang jatuh dua orang. Tim medis, tim medis. Tolong, tolong, tolong," teriak Taufik saat melihat warga jatuh.

Walau terjadi kecelakaan, acara pagelaran drama kolosal Surabaya Membara tetap dilanjutkan pihak panitia.

Namun, banyak adegan dari drama kolosal Surabaya Membara dipotong, dan durasinya tidak sesuai waktu yang ditetapkan panitia, yakni 60 menit.

Tragedi Drama Kolosal Surabaya Membara Membawa Duka di Hari Pahlawan
Tragedi Drama Kolosal Surabaya Membara Membawa Duka di Hari Pahlawan (Kompas TV dan Kompas.com)

Sebagai ketua komunitas Surabaya Membara, Taufik memiliki alasan dibalik dilanjutkannya acara walau sempat terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.

"Teman-teman ini sudah bekerja keras, banyak teman dari daerah juga sudah latihan 1 bulan, banyak yang syok juga. Kasihan kalau tidak jadi tampil. Meski begitu pertunjukan yang asalnya 60 menit nggak sampai, jadi 40 menit," kata Taufik.

Menurut pantauan Tribun Jatim, Taufik berada di lokasi acara hingga usai, namun segera meninggal tempat walau ada beberapa properti yang belum selesai dibersihkan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved