Jalan Gubeng Surabaya Ambles
Kondisi Gedung BNI saat Jalan Gubeng Ambles Ternyata Seperti ini, Masih ada Karyawan, Lalu Bergetar
Begini kondisi di Gedung BNI saat detik-detik Jalan Gubeng Ambles, masih ada karyawan, tiba-tiba listrik padam dan bergetar
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Kondisi di dalam gedung BNI saat detik-detik Jalan Gubeng ambles terungkap. Ternyata saat Jalan Gubeng ambles masih ada beberapa karyawan di dalamnya Gedung BNI.
Alhasil saat Jalan Gubeng ambles, beberapa karyawan yang ada di dalam Gedung BNI turut merasakan peristiwa yang cukup mencekam tersebut.
Kondisi di dalam gedung BNI saat detik-detik Jalan Gubeng ambles terungkap dari keterangan Pemimpin KCP Bank BNI Urip Sumoharjo, Jony Santoso saat dikonfirmasi, Harian SURYA pada Rabu (19/12/2018).
Jony Santoso awalnya menceritakan kondisi Gedung BNI pasca terdampak Jalan Gubeng Surabaya yang ambles pada Selasa (18/12/2018), sekitar pukul 22.00 WIB.
• Syahrini Dilamar Reino Barack, Benarkah? Ini Jawaban Mbah Mijan saat Ditanya Tahu Dari Mana
• Surat Wasiat Suzzanna 14 Tahun Lalu Terungkap, Ini Alasan Kenapa Kematiannya Misterius & Tertutup
• Empat Ruas Tol Trans Jawa Diresmikan Presiden Jokowi Digratiskan Hingga Januari 2019
• Jalan Gubeng Ambles, DPRD Jatim : Pulihkan dengan Gunakan Dana Bencana Pemerintah

• Sudah 36 Saksi Diperiksa Polrestabes Surabaya Terkait Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya
• Wakil Wali Kota Surabaya: Jalan Ambles Di Raya Gubeng Segera Dipulihkan Dengan APBD
• Jalan Gubeng Ambles, Tim Ahli Pastikan Daerah Sekitar Aman
Jony Santoso mengatakan, Kantor Cabang Pembantu (KCP) BNI Gubeng menutup sementara aktivitas kantor akibat amblesnya Jalan Raya Gubeng pada Selasa (18/12/2018) malam.
"Sementara belum dapat dioperasionalkan, karena kondisi akses jalan yang tidak memungkinkan di depan kantor," ujar Pemimpin KCP Bank BNI Urip Sumoharjo, Jony Santoso saat dikonfirmasi, Rabu (19/12/2018).
Namun, pihaknya memastikan pelayanan nasabah tidak akan terganggu karena untuk sementara ini karyawan KCP BNI Gubeng di pindahkan ke Kantor Cabang Utama BNI Surabaya dan KCP BNI Universitas Airlangga.
Hanya saja, Joni belum memastikan dan tahu secara pasti sampai kapan kondisi tersebut berlangsung karena masih menunggu situasi jalan kembali normal.
"Harus dilihat kapan pengerjaan jalannya karena kalau belum selesai, percuma. Pelayanan tidak akan maksimal juga," ujarnya.
• Villa Ruben Onsu di Bogor Dibobol Maling, Ternyata Mewah & Berkonsep Joglo, Lihat Isinya
• Tangis Ayu Ting Ting Pecah saat Ingat Masa Lalunya yang Pilu, Hidup Susah & Tak Mampu Beli Burger
• Maia Estianty Hamil?, Sang Manager Langsung Tertawa dan Beri Kode Ini: Enggak Ada yang Ditutupi Kok

Dia menambahkan, nasabah juga tidak perlu khawatir karena seluruh data sudah terhubung online, sehingga setiap nasabah masih dapat melakukan transaksi serta keperluan administrasi lain di kantor-kantor lain BNI.
"Untuk saat ini ahamdulillah gedung kami aman. Ada beberapa kerusakan terutama yang di pinggir jalan seperti polesign dan pagar kantor dan itu sudah ditanggung sama asuransi.
Kalau ATM-nya masih bisa berfungsi sebenarnya, tapi karena tidak ada pasokan listrik dari PLN, untuk sementara mati," jelasnya.
Joni menjelaskan, saat kejadian amblesnya Jalan Raya Gubeng, ia bersama karyawan KCP BNI Gubeng baru saja menyelesaikan rapat.
Di dalam gedung masih ada beberapa orang. Namun, listrik tiba-tiba padam dan diikuti getaran. Ketika melihat keluar ternyata jalannya ambles.
"Saat kejadian, kondisi kantor tinggal beberapa orang saja. Sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada korban dari kami, 90 persen karyawan sudah pulang saat kejadian," pungkasnya.
Peristiwa jalan Gubeng ambles dikhawatirkan bisa membawa dampak susulan pada gedung-gedung di sekitarnya.
Bangunan yang terancam pasca kejadian jalan Gubeng ambles adalah gedung BNI dan Elizabeth yang berada tepat di depan jalan yang ambles.

Pakar Geoteknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Prof Indrasurya Budisatria Mochtar menyampaikan ancaman bagi dua geduang itu.
"Kalau kondisi tiang pancang gedung terlalu kecil maka tiang pancang akan miring kemudian gedung retak dan ambruk,"ujarnya ketika ditemui SURYAMALANG.COM di laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil ITS, Rabu (19/12/2018).
Namun jika tiang pancang cukup besar justru bisa menahan tanah di sisinya agar tidak ikut ambrol.
Untuk solusi sementara, menurutnya perlu dipasang dinding penyangga pada area gedung BNI dan Elizabeth.
"Setelah dipasang dinding penyangga bisa diuruk. Ini juga bisa jadi solusi sementara untuk membuka jalur lalu lintas sementara,"urainya.
Gedung Elizabeth dan gedung BNI memang menjadi bangunan bertingkat yang jadi sorotan saat ini mengingat posisi gedunga yang sangat dekat dengan jalan Gubeng yang ambles.
Kerusakan kedua gedung tersebut juga tampak jelas pada bagian pagar dan teras gedung yang ambrol.
Terpisah, Pemimpin KCP Bank BNI Urip Sumoharjo, Jony Santoso menjelaskan, saat ini gedung Bank BNI yang berada di Jalan Raya Gubeng tengah dilakukan evakuasi dokumen-dokumen.

"Untuk saat ini alhamdulillah gedung kami aman," katanya saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Rabu (19/12/2018)
Hanya saja, kata dia, ada beberapa kerusakan terutama yang di pinggir jalan seperti polesign dan pagar kantor.
Diketahui, amblesnya Jalan Raya Gubeng disebabkan karena pergerakan tanah akibat pengerjaan proyek basemen RS Siloam yang menyalahi prosedur.
Lokasi proyek basemen yang ada di sisi selatan RS Siloam eksisting ini tidak kuat pada pengerjaan dinding penahannya yang menyebabkan tanah di sekitarnya ambles yang dalam hal ini Jalan Raya Gubeng.
Hingga saat ini sebanyak 36 saksi terkait insiden amblesnya jalan Raya Gubeng diperiksa intensif oleh Polrestabes Surabaya.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran menjelaskan, pemeriksaan terhadap saksi tersebut untuk mengetahui secara pasti penyebab jalan raya ambles yang diduga akibat proyek pembangunan parkir basement RS Siloam.
"Masih diperiksa 36 saksi yang berkaitan pembangunan proyek itu," ujarnya saat dihubungi Suryamalang.com, Rabu (19/12).
Sudamiran mengatakan, fokus pemeriksan yang dilakukannya itu untuk mengkaji sekaligus memastikan pembangunan proyek yang dilakukan kontraktor itu apakah sudah memenuhi prosedur. Pasalnya, pembangunan basement itu menggali tanah sedalam 12 meter memakai alat berat excavator dan pompa untuk menyedot air rembesan.
Diduga pembangunan itu mengakibatkan kondisi tanah jalan raya yang berada di samping pembangunan proyek itu kondisinya menjadi labil hingga ambles.
"Saksi dari pekerja masih kami periksa, apakah ada korelasinya pembangunan proyek itu (Siloam) dengan amblesnya tanah di Gubeng," pungkasnya.