Kabar Tulungagung
Bulog Jatim Memastikan Harga Operasi Pasar Lebih Murah Dari Harga Pasaran
Khusus untuk Tulungagung, Bulog menggelontorkan 50 ton beras mesium dan 10 ton beras premium. Bulog memastikan harga lebih murah dari harga pasar
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Enam truk Bulog diturunkan ke Pasar Ngemplak Tulungagung, untuk menggelar operasi pasar, Jumat (4/1/2019). Empat truk ditempatkan di area parkir di dalam pasar, sedangkan dua truk ada di depan pintu gerbang tengah.
Sejak selepas subuh, warga sudah menyerbu truk yang menjual beras, minyak goreng, gula dan tepung terigu ini.
Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Muhammad Hasyim memantau jalannya operasi pasar di Ngemplak, bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo. “Sudah dari kemarin, Kamis (3/1/2019) Bulog seluruh Indonesia melepas ketersediaan dan stablilitasi harga,” ujar Hasyim.
Khusus untuk Tulungagung, Bulog menggelontorkan 50 ton beras mesium dan 10 ton beras premium. Bulog memastikan, harga yang dipatok lebih murah dibanding harga pasaran.
Beras medium dijual Rp 8.500 per kilogram, dari harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram. Sedangkan beras premium dijual Rp 10.500 per kilogram, dari HET Rp 11.800 per kilogram. Gula dijual Rp 9000 per kilogram, dari HET Rp 12.500 per kilogram.
Khusus untuk minyak goreng dijual sesuai dengan HET, Rp 11.000 per liter. “Minyak goreng ini harganya stabil tidak terlalu bergerak. Makanya harganya dipatok sesuai HET,” tambah Hasyim.
Tepung terigu dijual Rp 7000 per kilogram. Harga-harga itu relatif sama untuk seluruh wilayah Jawa Timur.
Lanjut Hasyim, sebenarnya tidak ada gejolak. Bahkan Desember dan Januairi yang biasa disertai lonjakan harga sembako, kini lebih stabil.
Namun operasi pasar ini dilakukan, agar tidak terjadi kenaikan harga.Alasannya jika harga sudah naik, maka akan sulit untuk turun kembali. “Tidak ada gejolak harga, hanya masalah psikologis saja,” tegas Hasyim.
Selama tahun 2018 Bulog Divre Jatim menyerap 400.000 ton geras petani. Angka ini mencapai 60 persen dari target.
Hasyim mengungkapkan, harga di tingkat petani terus bergerak di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Dampaknya serapan Bulog tidak bisa mencapai angka maksimal.
Tahun 2019 Bulog Divre Jatim menargetkan serapan beras petani 400.000 ton, seperti capaian tahun sebelumnya.