Jendela Dunia
Bayi Ditemukan di Dalam Mesin Cuci, Pemilik Laundry Kaget Dengar Suara Tangis, Dikira Anak Tetangga
Bayi ditemukan di dalam mesin cuci, pemilik laundry kaget dengar suara tangisan, awalnya dikira anak tetangga.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Seorang bayi ditemukan di dalam mesin cuci oleh wanita pemilik laundry setelah mendengar suara tangisan.
Awalnya, pemilik laundry mengira bila suara tangisan bayi tersebut berasal dari rumah tetangga dan ia pun sempat mengabaikannya.
Akan tetapi dugaan wanita pemilik laundry itu salah, sebab bayi tersebut ada di dalam drum mesin cuci dalam kondisi mengenaskan.
• Pantas Nagita Slavina Sewot, Mama Rieta Bongkar Sosok Mantan Raffi Ahmad yang Paling Dicemburui
• Kecerdasan Luna Maya Diungkap Dosen, Rekam Jejaknya Jadi Mahasiswa UNLA Bandung di Atas Rata-rata
• Dewi Perssik Geram Ada Sosok Wanita Bernama Olive yang Ganggu Angga Wijaya, Hingga Minta Uang

Melansir Mirror (7/5/2019), insiden tersebut terjadi di sebuah tempat laundry yang dioperasikan dengan koin di Krabi, Thailand.
Meski ditemukan dalam sebuah mesin cuci, namun bayi tersebut ditemukan dalam kondisi hidup pada Senin (6/5/2019)
Peristiwa bermula saat pemilik jasa laundy Sangduen Khaorueng mendengar tangisan ketika ia kembali ke tempat laundry-nya setelah menutupnya sejak hari Jumat (3/5/2019).
• Nasib Pilot Pemukul Pegawai Hotel di Surabaya, Polda Jatim : Sudah Ditahan !
• Gelagat Luna Maya Setiap Syahrini dan Reino Barack Gelar Acara, Kebetulan atau Belum Move on?

Perempuan berusia 47 tahun tersebut pada awalnya mengabaikan suara tangisan itu karena mengira suara tersebut berasal dari rumah tetangga.
Tetapi ia akhirnya memeriksanya dan terkejut menemukan seorang bayi terbungkus handuk berada dalam drum besar di bagian bawah mesin cuci.
• Tips Gunakan Jepit Hijab Ala Selebgram Untuk Percantik Diri Saat Buka Puasa Bareng Teman SMA
• 3 Jenis Buah Terbaik Untuk Membatalkan Puasa Setelah Seharian Menahan Lapar dan Dahaga
• Nikita Mirzani Masuk ke Pondok Pesantren, Ucap Bismillahirrahmanirrahim, Ada yang Mau Nyantri

"Saya pergi pada hari Jumat ke luar kota untuk melakukan bisnis dan usaha ini tutup sepanjang akhir pekan," ujar Khaorueng.
"Ketika saya kembali, saya bisa mendengar tangisan. Saya pikir itu dari rumah tetangga sehingga saya tidak melakukan apa-apa," tambahnya.
"Tapi tangisan berlanjut setelah saya berada di luar dan kembali. Saya mengikuti suara dan melihat bayi di dalam mesin cuci. Saya segera memanggil polisi."
Tak berselang lama, polisi dan paramedis pun tiba di lokasi dan mendapati bayi itu sehat tetapi dalam keadaan sangat lapar.
• Cara Agar Tidak Haus Saat Puasa, dan 5 Cara Agar Kuat Puasa Seharian, Ini Rekomendasi Para Ahli
• Maling Bermobil Innova Terekam CCTV saat Buang Air Besar Pakai Diaper di Dalam Minimarket

Untung dia menangis, bila tidak, tidak akan ada orang yang tahu keberadannya di dalam mesin cuci itu," ujar Letnan Kaewnui dari kepolisian setempat.
Polisi kini tengah melacak keberadaan sang ibu dengan memeriksa CCTV.
Jika keluarga bayi tersebut tidak dapat ditemukan, kemungkinan bayi itu akan dirawat di panti asuhan.
• Kesan Nicky Astria Bertemu Mayangsari, Selera Baju sang Lady Rocker Kena Kritik: Aduh Baju Kamu Teh
* Insiden Lain Terkait Bayi:
Bayi meninggal karena sentuhan
Kasus soal bayi yang aneh dan tak biasa juga terjadi di Inggris.
Melansir dari worldofbuzz.com, seorang ibu asal Inggris mengalami satu kejadian yang tidak mengenakkan, yang mana ia harus kehilangan bayinya.
Penyebab meninggalnya sang anak pun sangat tidak diduga, yaitu karena disentuh oleh orang asing di suatu acara.

Insiden ini terjadi pada bulan Agustus 2018.
Menurut media setempat, ibu yang diketahui bernama Emily Vanderbrouck mengatakan bahwa saat itu bayinya telah dicium dan disentuh oleh banyak orang di sebuah acara penggalangan dana.
Semuanya tampak baik-baik saja pada awalnya.
Sehabis acara tersebut, sang bayi juga tidak menunjukkan gejala aneh apa pun.
Bahkan, bayi yang bernama Fleur Edwards tersebut juga masih bisa makan dengan normal malam harinya, dan tidur seperti biasa.
Namun, keadaan tersebut berubah seketika keesokan paginya.
Ketika sang ibu bangun dan melihat anaknya, ia sangat kaget karena melihat anaknya tidak lagi bernyawa.
Tanpa pikir panjang, Fleur langsung di-autopsi.

Hasilnya pun menunjukkan bahwa Fleur telah terinfeksi bakteri Streptococcus Grup B (GBS).
Menurut American Pregnancy Association, bakteri yang menyebabkan infeksi dapat ditemukan sekitar 25 persen di bagian organ intim wanita dewasa yang sehat, rektum, dan usus.
“Fleur telah disentuh dan dicium oleh banyak orang pada hari itu. Mungkin seseorang yang menggendongnya tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet,” kata sang ibu.
Insiden itu pun memberikan pelajaran pada sang ibu untuk lebih sadar dalam menjaga kebersihan anggota tubuhnya, terutama tangan.
Ia tak ingin anggota keluarganya yang lain mengalami hal yang sama seperti Fleur.
Bayi lahir dari kandungan neneknya
Berbeda dari 2 kasus bayi sebelumnya, insiden yang satu ini terkait kelahiran seorang bayi yang keluar dari perut neneknya.
Peristiwa ini menimpa seorang wanita bernama Cecile Eledge, ia telah melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Uma Louise minggu lalu.
Melansir dari GridHealth.id, bayi kecil itu bukanlah anaknya sendiri, melainkan cucunya.
Artinya, Cecile melahirkan anak untuk anaknya sendiri, Matthew Eledge.
Keputusan mengandung cucunya sendiri disanggupinya lantaran anak Cecile tidak dapat mengandung buah hatinya dengan sang suami, Elliot Dougherty.

Cecile menawarkan rahimnya sendiri kepada Matthew saat anaknya dan Elliot punya keinginan untuk membangun sebuah keluarga.
"Tentu saja mereka semua tertawa," tutur Cecile kepada BBC, saat menceritakan bagaimana ide untuk menjadi 'ibu pengganti' bagi anaknya muncul.
Cecile yang saat itu masih 59 tahun mengatakan awalnya ide ini menjadi bahan becandaan dalam keluarganya, bukan sebuah keputusan yang akan benar-benar dilakukan.
"Dia wanita yang tidak mementingkan dirinya sendiri," tutur Elliot tentang sang ibu mertua.
Tetapi ketika Matthew dan Elliot mencoba mencari cara lain agar mereka bisa mempunyai anak, sang dokter mengatakan penawaran 'sewa rahim' dari ibunya bisa dipertimbangkan.
Sebelum dinyatakan bisa menjadi 'ibu pengganti', Cecile harus menjalani serangkaian pemeriksaan serta tes kesehatan.
"Aku sangat sadar akan kesehatan. Tidak ada alasan yang bisa meragukan aku melahirkan seorang bayi," ujar Cecile.

Matthew akhirnya menyediakan spermanya, sedangkan adik dari Elliot bertindak sebagai pendonor sel telurnya.
Elliot, yang tinggal di Omaha, Amerika Serikat, mengatakan metode IVF adalah satu-satunya harapan baginya dan Matthew untuk mempunyai anak kandung.
Selama masa kehamilan Cecile tidak mengalami kendala yang berarti, namun ia mengakui merasakan gejala-gejala hamil sedikit meningkat daripada saat kehamilan ketiga anak kandungnya dahulu.
Seminggu setelah kelahiran Uma, kondisi Cecile dan cucunya berangsur membaik.
"Gadis kecil ini dikelilingi oleh banyak pendukung, dia akan tumbuh dalam keluarga yang penuh cinta," tutur Cecile tentang keluarga putranya.
Program IVF atau bayi tabung memang menjadi salah satu pilihan bagi pasangan LGBT yang ingin mempunyai buah hati mereka sendiri.
Namun, agar program IVF berhasil pada wanita berusia lebih dari 50 tahun, harus dilakukan donor telur dan ini berlaku bagi kalangan umum.
"Kemungkinan (agar IVF berhasil pada wanita yang lebih tua) hanya melalui program donor telur," ujar Dr Hana Visnova, direktur medis di klinik IVF Cube di Praha.
"Sebab peluang IVF dengan telur sendiri, apalagi konsepsi alami, pada usia ini mendekati nol," sambungnya, melansir Daily Mail.
Tetapi bagi wanita yang menginginkan hamil masih menggunakan telurnya sendiri, IVF bisa dilakukan ketika usia wanita tersebut masih di bawah 43 tahun.

Hal ini sesuai dengan pedoman dari National Institute for Health and Care Excellence (NICE).
NHS mengatakan tingkat keberhasilan untuk wanita di bawah 35 adalah sekitar 29%, dengan kemungkinan siklus sukses berkurang seiring bertambahnya usia.
Sayangnya, masih ada beberapa kritikus berpendapat IVF tidak boleh diizinkan untuk wanita yang lebih tua karena bisa berisiko tinggi.