Malang Raya
Kisah Asmara Ruwet dan Kelakuan Sadis Sugeng, Pelaku Mutilasi Pasar Besar Kota Malang
Di balik pengakuan Sugeng yang mengakui memutilasi korban perempuan, ternyata ada kisah asmara yang diduga melatarbelakangi kejiwaannya
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
Narto tidak ingat nama adik Sugeng. Sebab, adik Sugeng sudah dipindahkan dari Jodipan.
“Kejadian itu sudah lama. Akhirnya orang tuanya memisahkan Sugeng dengan adiknya.”
“Sejak saat itu Sugeng tidak pernah bertemu dengan adik perempuannya itu,” ucap Narto.

Kini Sugeng harus hidup sebatang kara karena ditinggal sanak saudaranya.
Sejak orang tuanya meninggal dunia, Sugeng sering menyendiri.
Masa lalu Sugeng di Jodipan sangat kelam.
Narko mengatakan dulu Sugeng pernah membakar rumahnya di Jodipan.
Sugeng juga pernah memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya menggunakan palu.
“Sugeng dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu,” ujarnya.
Narko kenal betul dengan Sugeng karena rumahnya berdempetan dengan rumah keluarga Sugeng di Jodipan.
Narko mengatakan Sugeng dari dulu memiliki kelainan.
Selama menjadi tetangganya dulu, Narko merasa bahwa Sugeng selalu membuat ulah.
• Mutilasi di Pasar Besar Malang - Korban Meninggal Karena Sakit Paru-paru, Lalu Dimutilasi Sugeng
• Ini Kata Grafolog Mengenai Tulisan-Tulisan Sugeng, Pemutilasi Pasar Besar Malang
Bahkan Narko pernah melaporkan Sugeng ke polisi lantaran hampir membakar rumahnya pada tahun 2011.
Namun, polisi belum bisa mengurus Sugeng karena Sugeng pernah masuk Rumah Sakit Jiwa
Sementara itu, Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan, Muhammad Luthfi (46) mengakui Sugeng dulu merupakan warga Jodipan.