Kabar Lumajang
Holiq dan Lima Lihat Langsung Hori Salah Bacok, Sebelum Kabur Minta Maaf pada Korban
Kasus suami gadaikan istri di Lumajang, Jawa Timur, menyisakan kisah sedih bagi keluarga Hola (sebelumnya disebut M Toha).
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Kasus suami gadaikan istri di Lumajang, Jawa Timur, menyisakan kisah sedih bagi keluarga Hola (sebelumnya disebut M Toha).
Hola tewas gara-gara dibacok Hori yang mengira dia sebagai Hartono.
Selain berbincang dengan Hartono dan Lasmi di Mapolsek Gucialit, Lumajang, Selasa (18/6/2019), SuryaMalang.com berbincang dengan adik Hola, Holiq dan perempuan bernama Lima.
Kedua orang ini merupakan saksi atas pembacokan terhadap Hola (34) warga Desa Sombo Kecamatan Gucialit, Selasa (11/6/2019) lalu.
Pelaku pembacokan, Hori, berencana membunuh Hartono namun malam membacok Hola.
Tak lama setelah membacok, dan tahu keliru orang, Hori sempat mengucapkan kata maaf.
"Sempat meminta maaf saat tahu yang dibacok kakak saya. Sempat ngangkat kakak saya ke motor, tapi setelah itu kabur saat banyak orang datang," kata Holiq.
Malam itu sekitar pukul 19.30 Wib, Holiq membonceng sang kakak menyusuri jalan dari rumahnya ke rumah kepala desa setempat. Holiq mencari sepatu kesayangan anaknya yang terjatuh.
Saat menyusuri jalan itu, Holiq sudah melihat tubuh Hori yang berjalan dari arah depannya.
"Saya tahu dia Hori. Belum sempat nyapa, padahal mau saya sapa. Namun belum sempat nyapa, tiba-tiba saja dia membacok kakak saya. Kakak saya jatuh dari motor. Saat tahu yang dibacok kakak saya itulah, Hori minta maaf," kata Holiq.
Jalan yang dilewati oleh Holiq dan Hola memang remang-remang.
Melihat kakaknya bersimbah darah, Holiq meminta tolong. Salah satu warga terdekat yang mendengar teriakan Holiq adalah Lima atau Bu Mansur.
Lima juga bergegas menolong Hola. Melihat Hori yang membacok Hola, dan tahu jika dia salah sasaran, Lima pun marah.
"Saya marah ke dia," kata Bu Mansur. Bu Mansur menyebut Hori sebagai orang buta.
"Saya berkata ke dia 'kamu buta ya, tidak bisa membedakan orang'. Setelah itu dia kabur. Mungkin takut dikeroyok massa," lanjut Bu Mansur.