Kabar Surabaya

VIDEO VIRAL - Fakta-fakta di Balik Adu Mulut Prof Sadjijono Vs Polisi soal Rambu-rambu di Surabaya

Pria itu diketahui bernama Prof Dr Sadjijono kelahiran Yogyakarta tahun 1953, mantan anggota Resmob Polda Jatim yang kemudian merintis karir akademik.

Editor: yuli

Sebagaimana terlihat dalam video di atas, Prof Dr Sadjijono mempertanyakan maksud rambu-rambu pada pemisah jalan di tengah persimpangan Jalan Raya Jemursari, Wonocolo.

Foto di bawah ini adalah rambu-rambu yang sudah direvisi setelah kasus di atas.

MULTI TAFSIR - Rambu-rambu pada pemisah jalan di tengah persimpangan Jalan Raya Jemursari, Wonocolo, Surabaya.
Rambu-rambu pada pemisah jalan di tengah persimpangan Jalan Raya Jemursari, Wonocolo, Surabaya. (luhur pambudi)

Sebelum direvisi, rambu-rambu itu menimbulkan dua tafsir berbeda. Tafsir versi polisi, hanya sepeda motor yang boleh berputar arah, kendaraan lain tidak boleh. Tafsir versi Prof Dr Sadjijono, tidak ada larangan berputar untuk kendaraan apapun. Mobil, misalnya, boleh langsung putar balik tanpa menunggu isyarat lampu. Sedangkan motor boleh putar balik tapi harus menunggu isyarat lampu.

“Yang mana tidak boleh roda empat putar? Hayo, apa dasar hukumnya? Saya professor hukum,” cecar Prof Dr Sadjijono dalam video itu.

“Ini tidak sembarangan, walaupun anda penegak hukum, tapi harus tahu artinya. Ayo, apa artinya coba,” katanya.

“Mana yang melarang roda empat putar itu? Boleh (putar balik) roda empat itu, tidak ikuti isyarat lampu. Renungkan. Hayo jelaskan itu,” lanjutnya.

Kembali dicecar serentetan pertanyaan semacam itu, petugas polisi itu tampak diam dan tak menanggapi.

“Kalau nilang, kamu tak gugat, kamu pasti kalah, yakin aku,” katanya.

Ia kembali menegaskan bahwa plakat rambu tersebut bukanlah berisi larangan pengendara roda empat untuk putar balik.

“Ini bukan larangan,” tegasnya.

Kemudian, petugas polisi tersebut kembali menanggapi cecaran pria paruh baya itu.

“Ya nanti kami akan,” kata polisi itu dengan suara yang terdengar semakin tidak jelas.

Selain terdengar lirih, suara petugas polisi itu makin tak jelas terdengar dalam rekaman video tersebut, lantaran langsung dipotong dengan pertanyaan susulan dari pria paruh baya itu.

“Karena ada korban, kasihanlah masyarakat, saya pakar hukum,” tandasnya.

Tanggapan Polda Jatim

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved