Malang Raya
Kemuliaan Hati Bakul Nasi Pecel di Malang yang Tak Mau Lagi Terima Bantuan Pemerintah
Kemuliaan Hati Bakul Nasi Pecel di Malang yang Tak Mau Lagi Terima Bantuan Pemerintah
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
Di sisi lain niat dari Niati yang ingin mengundurkan diri sebagai penerima bantuan PKH ialah melihat dari kondisi tetangganya yang bernama Subianah (90).
Subianah kini harus terbaring lemah di kamarnya karena menderita penyakit stroke.
Kata Choirul Anam, anak dari Subianah, sejak ibunya terkena stroke 6 tahun lalu belum mendapatkan bantuan sama sekali dari pemerintah.
Maka dari itu, ia kini sampai rela meninggalkan pekerjaannya demi menjaga dan merawat ibunya tersebut.
"Bantuan sampai saat ini belum ada. Sebulan 3 kali saya harus mengajak ibu saya ini ke dokter, dengan membutuhkan biaya sekali kontrol Rp 200 Ribu. Dan itu juga dibantu adik saya yang saat ini sedang kerja," terang Choirul.
Sementara itu, Iswahyuni Anjari Rakhmi, pendamping PKH Kelurahan Kotalama mengatakan, pihaknya baru mengetahui pengunduran diri Niati dari grup WhatsApp.
Ia menanyakan, bagaimana cara pengunduran dirinya dari bantuan PKH.
Setelah itu, Iswahyuni menindaklanjuti keinginan Niati tersebut dan membantunya melalui prosedur yang harus dilewatinya.
"Beliau ini beranggapan, bahwa yang membutuhkan dana tersebut masih banyak. Akhirnya beliau mengurusnya dan sudah merasa cukup untuk tidak menerima PKH lagi," ujarnya.
Meski telah dilepaskan, Iswahyuni akan tetap mendampingi sembari melihat kondisi sosial dan ekonomi Niati.
Ia juga berharap, apa yang dilakukan oleh Niati bisa menginspirasi orang-orang lain yang secara ekonominya mampu untuk bisa mengundurkan diri.
"Pendampingan akan tetap kami lakukan. Karena dia sudah terdata sembari melihat kondisi sosial dan ekonominya," tandasnya.