Malang Raya
Mengenal Urban Farming & Kampung Tematik di Kota Malang
Kota Malang kini terkenal dengan beragam kampung tematik yang tersebar di seluruh penjuru Kota Malang.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Kota Malang kini terkenal dengan beragam kampung tematik yang tersebar di seluruh penjuru Kota Malang.
Sejumlah Kampung tematik tersebut memiliki beberapa keunikan tersendiri.
Seperti Kampung Glintung Water Street (GWS) yang terletak di Glintung Gang I, Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang.
Sejak tahun 2017 lalu, kampung GWS yang dulunya dikenal sebagai kampung Telolet itu telah menerapkan sistem ketahanan pangan.
Yakni dengan memanfaatkan lahan kosong di kampung menjadi tempat untuk pembibitan ikan lele dan sayur mayur seperti terong, tomat dan cabai rawit.
Ketua RW 05 Kelurahan Purwantoro, Ageng Wijaya Kusuma mengatakan ide awal urban farming di kampungnya dulu berawal dari ibu-ibu PKK yang dibantu oleh Pemerintah Kota Malang.
Setelah itu, dengan didampingi dan dibina oleh Dinas Pertanian dan Pertahanan Pangan Kota Malang urban farming di kampungnya berjalan lancar.
Dengan bantuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang, sistem drainase di kampung GWS ditata sedemikian rupa guna menunjang penataan program urban farming.
“Jadi di kampung kami drainase dibedakan menjadi dua, yakni untuk air dari rumah tangga, dan tampungan dari air hujan.”
“Yang dari air hujan itulah yang mengaliri kolam-kolam untuk ternak lele di kampung kami,” terang Ageng.
Dalam sekali panen, kampung GWS mampu memanen sayur mayur sekitar 10 Kilogram.
Sementara untuk ikan lele, mencapai 20-30 Kilogram.
Karena Kampung Glintung merupakan kampung yang cukup padat, sayur mayur tersebut ditanam di sepanjang jalan kampung.
Dan hasil dari urban farming tersebut dibagi-bagikan kepada warga yang mendiami kampung tersebut.
“Urban farming ini dikelola oleh tiga tim, untuk sayur mayur kami serahkan kepada ibu PKK. Untuk kolam diurusi oleh Karang Taruna. Sedangkan untuk lingkungan diurusi oleh bapak-bapak,” ungkapnya.