Berita Malang
BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Ritual Sedekah Bumi & Dishub Pakai Hoverboard untuk Patroli Saat CFD
BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Ritual Sedekah Bumi & Dishub Pakai Hoverboard untuk Patroli Saat CFD
Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
"Ini orang kantin protes lagi, sudah ndak boleh jual minuman kemasan, lalu siswa juga diminta bawa kotak makan. Mereka protes," katanya.
Dwi lantas memberikan pemahaman kepada pedagang bahwa program itu adalah upaya untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang kini semakin parah. Sebagai penengahnya, siswa tidak harus membawa bekal dari rumah melainkan hanya kotak makan kosong jika ingin makan di kantin.
"Bisa bawa makan dari rumah, bisa beli di kantin terus pakai wadah dari rumah. Begitu," katanya
Ketika TribunJatim.com mengunjungi kantin sekolah, tidak ada sampah plastik yang berceceran. Semua wadah makanan, menggunakan piring dan gelas kaca yang dapat digunakan berkali-kali.
Seorang siswa di SMAN 7 Malang, Ellania Agnis mengatakan senang program zero waste plastics di sekolahnya. Kata dia, hal itu adalah salah satu cara berkontribusi mengurangi dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh sampah.
"Seneng ya dan nggak susah kok. Kami bawa kotak makan dan botol minum ke sekolah itu seneng," ujar siswa yang duduk di kelas 12 itu.
Dengan program ini, mental Ellania untuk tidak mengkonsumsi makanan dengan plastics sekali pakai juga terasah, "Setiap kali kita makan jadinya, kami bilang, pakai kotak makan aja. Gitu," ucapnya.
Ubah Pola Pikir
Dwi mengatakan program zero plastics waste ini memang bertujuan untuk merubah pola pikir siswa dan menularkannya ke masyarakat. Program itu, juga disintegrasikan dengan kurikulum sekolah.
"Jadi misal pelajaran bahasa inggris, ya kami masukkan muatan zero plastics waste. Supaya apa, supaya mental dan pola piki anak-anak ikut terasah," tutup Dwi.
Ke depan, SMAN 7 Kota Malang bakal mempersiapkan unit pengolahan sampah yang dapat memproses sampah di sekolah menjadi kompos maupun gas metan.
"Karena sebagai sekolah dengan label Adiwiyata, sampah ini harus selesai di sekolah, tidak boleh dibawa keluar," kata Dwi.
Selama ini Dwi, unit pengolahan sampah SMAN 7 Kota Malang rutin memproduksi pupuk organik yang dijual ke Pasar Bunga.
"Kawasan kami kan rimbun ya, jadi sampah daun ini kami kumpulkan, kami olah jadi kompos. Dan sudah kerja sama dengan pasar bunga," tutupnya. (Aminatus Sofya)