Malang Raya

Pedagang Kaki Lima Protes karena Dilarang Berjualan di Area Oeklam-oeklam Heritage Nang Kajoetangan

"Kami tak terima, kenapa kami dilarang berjualan, padahal kami warga Kota Malang juga," ucap Nurul Anwar PKL yang berjualan asesoris, 30 Agustus 2019.

Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
Hayu Yudha Prabowo
Pengunjung duduk santai pada spot foto di Kampung Heritage Kayutangan, Kota Malang, Kamis (29/8/2019). PRABOWO 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang tak berizin melayangkan protes lantaran dilarang berjualan dalam acara Oeklam-oeklam Heritage Nang Kajoetangan Kota Malang, Jumat (30/8).

Mereka tak terima lantaran diharuskan untuk merapikan dagangannya oleh petugas Satpol PP Kota Malang.

Padahal, para PKL ini sudah menggelar lapak dagangannya dan siap untuk dijajakan.

"Kami tak terima, kenapa kami dilarang berjualan, padahal kami warga Kota Malang juga," ucap Nurul Anwar PKL yang berjualan asesoris, Jumat 30 Agustus 2019.

GALERI FOTO - Melihat Persiapan Uklam-uklam Heritage Kayutangan, Kota Malang, 30-31 Agustus 2019

Meski tidak ada ketegangan dalam kejadian tersebut, Nurul menyayangkan aksi yang dilakukan oleh petugas.

Padahal sebulan sebelumnya ia dan teman-temannya yang lain sudah menyiapkan bahan-bahan untuk dijual di acara Oeklam-Oeklam Heritage Nang Kajoetangan, Kota Malang.

"Ini kan jalan di tengah Kota Malang. Tapi kenapa pedagang yang tinggal di Kota Malang malah dilarang berjualan. Apalagi jalanan sampai ditutup? Padahal dagangan sudah tak siap jauh-jauh hari," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap, Pemerintah Kota Malang bisa mendengarkan aspirasi mereka karena sampai dilarang berjualan.

"Iya ini sudah kami bereskan. Tinggal kami angkut saja. Hanya kami heran kenapa kok kami sampai dilarang berjualan. Padahal di k kota lain tidak sampai seperti ini," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved