Respon Kapolresta Tangerang Lihat Video Viral Polisi Tendang Pengendara RX King Hingga Jatuh
Video polisi lalu lintas (Polantas) menendang pengendara RX King yang kabur saat razia menjadi viral di media sosial.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.com - Video polisi lalu lintas (Polantas) menendang pengendara RX King yang kabur saat razia menjadi viral di media sosial.
Dalam video kurang dari 1 menit itu terlihat ada 2 polisi yang menindak kepada pengendara lain yang mengendarai sepeda motor Honda Beat.
Tiba-tiba muncul pengendara RX King yang tidak menggunakan helm.
Pengendara itu terlihat tancap gas, lalu salah satu polisi yang berada di sana kemudian beranjak, lalu menendang sepeda motor itu.
Pengendara terjatuh, bahkan nyaris dilindas mobil yang melintas.
Video ini viral dan menjadi perbincangan di jagat maya.
Pengendara itu langsung bangkit dan berjalan ke pinggir jalan.
Tapi, Polantas juga 'menghadiahi' pengendara dengan satu tendangan lagi.
Polisi yang melihat tak tinggal diam. Petugas melayangkan tendangan ke arah pengendara.
• Sambil Menangis, Pria Surabaya Ini Mengaku Menyesal Karena Nafkahi Keluarga Pakai Uang Haram
• Ahok Buka Suara Masalah Harta Pasca Cerai dari Veronica Tan, Puput Nastiti Devi Masuk Daftar?
• Rekam Jejak Mayangsari Jadi Istri Sah Bambang Trihatmodjo, Rumor Pakai Pelet & Ditolak Ibu Tien
• Adolf Newyn Panahatan Erlinta Larasanti, Pebisnis 18 Kg Sabu-sabu dari Dusun Batu Lenger di Madura
Informasi yang SURYAMALANG.com himpun peristiwa itu diketahui terjadi di Tangerang.
Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif dalam postingan terbarunya, Jumat 28 Agustus 2019 juga memberi tanggapan terkait video itu.
Dalam postingan tersebut, Sabilul Alif mengaku sudah menindak lanjuti oknum polisi.
Dalam postingan itu, polisi yang menendang pengendara sedang diperiksa propam.
Berikut postingan lengkapnya:
Terkait video yg diposting @abouttng, saya akan segera menindaklanjuti, apapun alasan yang dilakukan anggota tersebut adalah salah.
Namun tentunya kita tetap menganut praduga tak bersalah( presumption of innocence ) dalam melihat semua permasalahan, apakah posisi anggota tersebut reflek karena mau ditabrak atau hanya sekedar tidak suka ada sepeda motor dengan membunyikan knalpot dengan keras mengarah ke anggota tsb.
Kalau memang ternyata bersalah saya tidak akan segan-segan memberikan tindakan fisik, administratif sampai pencopotan anggota tsb.
Terimakasih mari kita sama-sama menjaga perilaku kita di jalan, hargai petugas dan apabila ada petugas yang salah laporkan pasti akan saya tindaklanjuti.
10 menit setelah saya melihat video tsb saya langsung perintahkan untuk segera memanggil anggota tsb dan saat ini sudah di ruang Provost untuk dilakukan pemeriksaan mendalam dan saya jamin kita akan profesional dalam melakukan langkah penegakan hukum ke dalam.
Operasi Semeru Jawa Timur
Untuk diketahui, pemerintah sedang melangsungkan Operasi Patuh 2019 di seluruh Indonesia.
Di Jawa Timur, Operasi Patuh diberi nama Operasi Patuh Semeru 2019/
Operasi Patuh Semeru 2019 digelar mulai Kamis 29 Agustus 2019 hingga dua pekan ke depan.
Direktur Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim, Kombes Pol Budi Indra Dermawan mengungkapkan, tahun ini operasi patuh semeru memprioritaskan penegakan hukum pada para pengendara motor.
Pasalnya, 60 persen angka insiden kecelakaan dialami oleh para pengendara motor.
"Operasi patuh semeru ini kan (tujuannya) menekan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, setelah dievaluasi ternyata banyak korban yang berasal dari kendaraan roda dua," katanya setelah memimpin Apel Operasi Semeru 2019 di Lapangan Mapolda Jatim, Kamis (29/8/2019).
Budi juga menambahkan, pihaknya akan menindak jenis pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh para pengendara motor.
Mulai dari, pengendara di bawah umur, motor berpenumpang lebih dari tiga orang dan lain sebagainya.
Selama berlangsungnya operasi ini, lanjut Budi, pihaknya akan memberikan porsi penegakkan hukum lebih besar.
"Jadi penegakan hukumnya nanti 60 persen, preventifnya 40 persen," tukasnya.
Tak ketinggalan, lanjut Budi, selama dua pekan berlangsungnya operasi tersebut, pihaknya menerjunkan 1.300 anggota gabungan.
Mulai dari Dinas Perhubungan, anggota TNI, dan Jasa Raharja.