Malang Raya
Luka dan Trauma Para Pelajar Kota Malang yang jadi Korban Penamparan Motivator Agus Piranhamas
Luka dan Trauma Para Pelajar Kota Malang yang jadi Korban Penamparan Motivator Agus Piranhamas
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Para pelajar di SMK 2 Muhammadiyah, Kota Malang yang menjadi korban pemamparan motivator kewirausahaan, Agus Setiawan alias Agus Piranhamas, masih menderita.
Rivaldy, satu dari sembilan korban, masih merasakan sakit pada bibirnya. Ketika disambangi Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander, Rivaldy hanya terdiam.
Ia mengenakan jaket hitam dan diapit dua temannya yang juga menjadi korban, Wahyu dan Novan.
"Jangan sedih lagi, ya. Besok masuk ke sekolah seperti biasa," tutur Dony sambil menghibur, Minggu (20/10/2019).
Ketika ditanya oleh seorang psikolog, Novan mengaku masih terngiang adegan ketika pipinya ditampar oleh Agus. Bahkan dalam video, badan remaja itu sampai oleng dan nyaris jatuh.
"Masih teringat-ingat gitu," kata Novan.
Ayah Novan, Asnan, pun demikian. Ia kecewa terhadap perilaku ringan tangan Agus yang tega menampar anak di bawah umur.
"Kemarin anak saya sempat tidak masuk 2 hari pasca kejadian. Saya berharap peristiwa ini tidak pernah terulang kembali," ucap dia.
Agus telah ditetapkan tersangka oleh Polres Malang Kota. Pria yang sudah tiga tahun berprofesi sebagai motivator itu disangka melanggar UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan diancam hukuman 5 tahun penjara.
Kasus ini bermula ketika operator menuliskan "Goblok" menjadi "Goblog". Kesalahan tersebut kemudian menjadi bahan tertawaan peserta motivasi.
Merasa tak suka, Agus Piranhamas meminta 10 orang yang dianggap tertawa maju. Di sanalah ia menempeleng pipi para siswa dengan keras seperti terekam dalam video.

• Mengapa Agus Piranhamas Tampar 10 Siswa di Kota Malang? Awalnya Tertawa karena Tulisan Goblog
• Motivator Agus Piranhamas Tampar Siswa SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang Terancam 5 Tahun Penjara
Mengaku Khilaf dan Menyesal
Saat kasusnya dirilis di Mapolres Malang Kota, 19 Oktober 20109, Agus mengaku khilaf. Ia juga menyesal setelah menempeleng 10 siswa itu.
“Saya khilaf. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak,” tutur Agus, Sabtu (19/10/2019).
Agus mengatakan permintaan maafnya kepada para siswa langsung ia utarakan sesaat setelah insiden pemukulan terjadi. Permintaan maaf itu, kata dia, disampaikan berkali-kali bahkan sampai memberi kaus.