Malang Raya

Pernyataan Misterius Sugeng di Sidang Perdana Kasus Mutilasi Malang : "Tidak Akan Pernah Usai "

Sugeng Angga Santoso terdakwa mutilasi kota Malang menyebut pernyataan misterius tentang pembuktian kasusnya yang tak akan pernah usai.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Dyan Rekohadi
Kolase - SURYAMALANG.COM/Aminatus Sofya- M Rifky Edgar
Sugeng Angga Santoso terdakwa mutilasi di Pasar Besar kota Malang menyampaikan pernytaan misterius saat sidang perdananya, Senin (21/10/2019) 

Ancaman bagi dia adalah pidana seumur hidup dan bahkan hukuman mati.

“Terdakwa melakukan pembunuhan kepada korban. Terdakwa kemudian memotong tubuh korban menjadi enam bagian,” kata JPU Wanto saat persidangan, Senin (21/10/2019).

Setelah selesai mendengarkan dakwaan jaksa, Sugeng hanya terdiam.

Di persidangan selanjutnya, ia akan didampingi oleh penasihat hukum dari Peradi Malang Raya.

 Sidang selanjutnya adalah digelar pada 28 Oktober 2019 dengan agenda pembacaan eksepsi.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan disertai mutilasi pertama kali terungkap saat pedagang di Pasar Besar mencium bau tak sedap di lantai 2 pada 14 Mei lalu.

Setelah dicari, warga menemukan sebuah potongan tangan dan kaki yang tercecer di bawah dan anak tangga.

Kasus pembunuhan dan mutilasi di kota Malang ini cukup menyita perhatian karena menyisakan banyak cerita misterius sebelum kasusnya terungkap.

Polisi menunjukan tulisan yang ditemukan di dekat potongan tubuh korban mutilasi di Lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (14/5/2019).
Polisi menunjukan tulisan yang ditemukan di dekat potongan tubuh korban mutilasi di Lantai 2 Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (14/5/2019). (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Salah satu sisi misterius adalah belum terungkapnya identitas korban hingga saat ini.

Proses pengungkapan kasus mutilasi di Pasar Besar kota Malang itu juga menjadi misterius ketika polisi mendapat temuan-temuan mengejutkan di TKP penemuan potongan tubuh korban.

Salah satu temuan yang menarik perhatian saat itu adalah adanya coretan-coretan dengan kalimat misterius di sebuah surat dan bahkan di tatokan di kaki korban.

Coretan-coretan itu belakangan diketahui identik dengan coretan-coretan yang biasa dibuat oleh Sugeng di kampung asalnya di Jodipan.

Sugeng digambarkan memiliki gangguan kejiwaan sebelum akhirnya dia menjadi tuna wisma dan keluarganya meninggalkan kampung Jodipan.

Polisi membekuk Sugeng di Jalan RE Martadinata sehari setelah penemuan mayat korban mutilasi.

Kepada polisi, keterangan Sugeng sempat berubah-ubah.

Hingga akhirnya, dia mengaku membunuh dan memutulasi seorang perempuan menggunakan gunting.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved