Kota Batu
Gara-gara Hujan, Omzet Batu Street Food Festival hanya Rp 80 Juta, Tahun Lalu Bisa Rp 165 Juta
Gara-gara Hujan, Omzet Batu Street Food Festival hanya Rp 80 Juta, Tahun Lalu Bisa Rp 165 Juta
Penulis: Benni Indo | Editor: yuli
Gara-gara Hujan, Omzet Batu Street Food Festival hanya Rp 80 Juta, Tahun Lalu Bisa Rp 165 Juta
SURYAMALANG.COM, BATU - Supriyanto melahap nasi Jagung atau sega ampok yang ia beli dari sebuah stand Batu Street Food Festival, halaman Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Minggu (3/11/2019).
Lelaki asal Bandung itu mengaku senang bisa merasakan nasi jagung. Menurutnya, nasi jagung memiliki ciri khas rasa dibanding makanan tradisional lainnya.
“Saya suka karena ini juga sehat. Apalagi ada ikan asinnya,” ujar Supri.
Supri juga menikmati beberapa jenis makanan lainnya. Baginya spesial karena makanan-makanan yang disajikan merupakan makanan dari hotel.
"Kalau tidak menginap di hotel tentu saya tidak tahu makanannya seperti apa. Di sini saya bisa menikmatinya," terang Supri.
Diakui Supri, harga makanan yang disediakan sangat terjangkau, yakni Rp 10 ribu. Ia pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan menikmati makanan kelas hotel berbintan dengan harga yang relatif terjangkau.
“Kapan lagi seperti ini? Kalau bisa, acaranya seterusnya,” celetuknya.
• Batu Street Food Festival Sajikan Kuliner Cita Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima, 2-3 November 2019
Plt Kepala Dinas Pariwisata Imam Suryono menjelaskan Batu Street Food Festival tersebut menghadirkan peserta dari 44 hotel dan resto.
Selain itu juga ada 5 makanan khas desa wisata, dan 1 Tristar Culinary Institute Batu dengan menyajikan sekitar 75 macam makanan.
"Hari ini hari terakhir, jangan sampai dilewatkan. Apalagi untuk wisatawan yang saat ini ada di Kota Batu," ujar Imam.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso juga tidak ketinggalan berburu makanan di Batu Street Food Festival. Ia berharap, kegiatan itu bisa mendatangkan banyak manfaat kepada peserta, khususnya ilmu meramu dan menyajikan makanan.
"Apalagi kemarin sudah ada chef kawakan yang ikut mengajari kita dengan bahan baku dari Kota Batu sendiri. Kalau bisa saling melengkapi bukankah lebih bagus," terangnya.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengaku perputaran uang pada event kali ini tidak sebesar tahun kemarin. Faktornya karena cuaca.
"Tahun kemarin Rp 165 juta namun kemarin kami hitung masih Rp 80 juta," ungkapnya.
Katanya, perputaran uang bisa mencapai Rp 170 juta lebih jika tidak terkendala cuaca.
"Kalau tidak ada hujan saat kemarin, setidaknya bisa lebih dari Rp 170 Juta. Padahal tahun ini kami sudah cetak kupon sekitar Rp 300 juta," urainya.
