Malang Raya
Banyak Limbah yang Mencemari Sungai di Malang Raya
Herman Aga menjelaskan pencemaran itu mulai dari limbah peternakan, limbah industri, hingga timbunan sampah.
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Hasil Susur Sungai Brantas 2019 yang digelar oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama organisasi dan komunitas lingkungan hidup di Malang Raya menemukan banyak pencemaran limbah di Sungai Brantas.
Anggota tim Susur Sungai Brantas 2019 dari Sabers Pungli, Herman Aga menjelaskan pencemaran itu mulai dari limbah peternakan, limbah industri, hingga timbunan sampah.
Selain itu juga ditemukan aktivitas penyedotan air sungai oleh petani dan industri niaga.
Diterangkan Aga, banyaknya titik temuan limbah sangat memprihatinkan dan dikahawtirkan berdampak buruk terhadap lingkungan, termasuk kualitas air.
“Temuan paling miris adanya beberapa aliran sungai yang disedot airnya dengan pipa besar untuk pertanian dan industri niaga,” ujar Aga kepada SURYAMALANG.COM, Senin (18/11/2019).
Temuan itu berada di etape satu Susur Sungai Brantas yang meliputi Arboretum hingga Kampus III UMM.
Sungai yang disedot airnya membuat aliran sungai di bawahnya hilang. Lokasi penyedotan tersebut dekat dengan Arboretum. Padahal si sana letak mata air Sungai Brantas.
Selain itu banyak limbah sampah yang dibuang warga dan wisatawan di Jembatan Watu Gedek dan Air Terjun Coban Rondo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
“Untuk banyaknya limbah di Coban Talun ini perlu penanganan dan pengelolaan khusus karena masuk tempat wisata,” imbuhnya.
Masih di daerah yang sama, Desa Tulungrejo juga ditemukan limbah kotoran babi dan sapi yang dibuang peternak langsung ke sungai.
Serta ditemukan limbah dari pembuangan pabrik tahu di wilayah Kelurahan Temas.
Limbah kotoran ternak dan limbah pabrik tahu yang dibuang langsung ke sungai tersebut menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan.
Sedangkan untuk etape kedua Kampus III UMM hingga Kampung Warna Warni dan etape ketiga dari Kampung Warna-Warni hingga Gadang, banyak ditemukan sampah plastik dan popok. Selain itu adalah limbah domestik dari rumah.
Dirut Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Rurita menjelaskan, ada tiga hal yang ia jelaskan berkaitan dengan kondii Sungai Brantas.
Pertama , ia menegaskan bahwa data yang diperoleh dari hasil Susur Sungai Brantas adalah yang paling mutakhir untuk menggambarkan keadaan riil sungai terbesar di Jawa Timur itu.