Kabar Bekasi
6 Fakta Penyebab Kemunculan 'Air Terjun' Viral di Tol Becakayu sampai Separuh Badan Mobil Tenggelam
6 Fakta penyebab kemunculan 'Air Terjun' viral di Tol Becakayu sampai separuh badan mobil tenggelam.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Penyebab munculnya 'air terjun' di tol Becakayu, Bekasi, Jawa Barat membuat separuh badan mobil dan motor tenggelam.
Hal ini lantaran derasnya air yang mengucur dari atas tol Becakayu menggenangi sepanjang bahu jalan yang ada di bawahnya.
Pihak pemilik konsesi Tol Becakayu pun buka suara dan mengungkap penanganan atas insiden tersebut.
Melansir dari TribunJabar.id dan Kompas.com (grup SURYAMALANG.COM) berikut ulasan lengkap dan 6 fakta yang terungkap.
1. Viral di Media Sosial
Munculnya 'air terjun' viral di Tol Becakayu ramai jadi sorotan setelah beredar di media sosial twitter.
Dari video yang beredar memperlihatkan limpasan air meluncur dari jalan tol ke jalan yang berada di bawahnya.
Alhasil, limpasan air itu jadi menyerupai air terjun.
Banjir setinggi satu per tiga bagian ban mobil minibus pun tak terhindarkan di jalan yang terkena limpasan air tersebut.
Beberapa pengendara melajukan kendaraannya secara lambat, terutama motor.
Ada juga pemotor yang menepi.
Video limpasan air itu satu di antaranya diunggah di akun Twitter @nuicemedia.
'The Becakayu toll road in Kali Malang became a waterfall during yesterday's heavy rain,' tulisnya, dikutip TribunJabar.id, Jumat (22/11/2019).
2. Lokasi Persis 'Air Terjun' Tol Becakayu
Ternyata, video limpasan air itu terjadi di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi.
Air tersebut turun dari jalan tol yang berada di atasnya, yaitu konstruksi Jalan Tol Bekasi, Cawang, Kampung Melayu atau Jalan Tol Becakayu.
Tepatnya, air turun sejak di sekitar Simpang Jalan H Naman hingga Jalan KH Noer Alie Kalimalang, Kota Bekasi.
Menurut laman Kompas.com, peristiwa itu terjadi pada Kamis (21/11/2019) sore.
Pemotor bernama Fajar (33) yang melintasi lokasi mengatakan, air yang meluncur itu menggenangi badan Jalan Kalimalang.
"(Akibatnya) kendaraan susah lewat," ujarnya, di lokasi.
3. Sebelumnya Terjadi Hujan Deras
Perlu diketahui, pada Kamis pukul 16.00 WIB memang terjadi hujan deras.
Air itu bisa melimpas dari konstruksi Tol Becakayu diduga karena tak ada saluran air.
Berdasarkan pantauan wartawan Kompas.com, genangan air itu mencapai ketinggian 90 sentimeter.
Pengendara lainnya, Dimas (27) mengatakan, warga yang melewati jalan tersebut harus hati-hati.
"Kalau tidak hati-hati, bisa bahaya sebab air yang turun cukup deras," ujar warga Kota Bekasi yang sedang melintas tersebut.
4. Penyebab 'Air Terjun' Tol Becakayu
Secara terpisah, pihak yang berwenang telah menjelaskan mengenai peristiwa limpasan air tersebut.
PT Kresna Kusuma Dyandra Marga selaku pemiliki konsesi Tol Becakayu Seksi 2A menjelaskan, curahan air itu terjadi lantaran pengejaan drainase di ruas tol memang belum selesai.
"Penyebab terjadinya curahan air tersebut adanya pengerjaan pipa drainase dan parapet menuju saluran bawah yang belum selesai. Sesuai dengan schedule penyelesaiannya adalah hari ini 22 November 2019,” ujar Direktur Teknik & Operasi PT Kresna Kusuma Dyandra Marga Ayuda Prihantoro, dalam keterangan tertulisnya.
5. Tol Dalam Proses Pembangunan
Adapun ruas Tol Becakayu seksi 2A memang masih dalam proses konstruksi.
Pengerjannya ditargetkan selesai pada Mei 2020.
Jadi, ruas tol itu diperkirakan bisa beroperasi pada Juni 2020.
“Atas kejadian ini, kami PT Kresna Kusuma Dyandra Marga akan berupaya maksimal agar kejadian ini tidak terulang kembali. Kami meminta maaf kepada para pengguna jalan yang terganggu kenyamanan perjalanannya di sekitar lokasi kejadian,” kata Ayunda.
6. Penanggulangan Lebih Lanjut
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya akan melakukan pelebaran drainase existing agar kejadian sama tak terulang.
Mereka juga akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR.
“Pada lokasi badan jalan yang terkena dampak curahan air tersebut mengalami banjir setinggi 50 meter, karena saluran air pada badan jalan tersebut tidak sanggup menampung debit air akibat curah hujan. Sesuai pantauan di lapangan kebetulan pada lokasi tersebut sedang ada galian untuk kabel telkom sehingga menambah disfungsi saluran,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com
Insiden Viral Lainnya di Tol
Sebelumnya, insiden viral di tol juga terjadi di ruas Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur.
Sebuah video yang beredar di Twitter memperlihatkan water barrier bergerak sendiri.
Video tersebut diunggah pengguna Twitter bernama @ChajanJr pada Selasa (29/10/2019).
Pria yang merekam rekaman CCTV menyebutkan ada kejadian aneh di ruas Tol Pandaan.
Dalam video yang diunggah @ChajanJR, terlihat water barrier berwarna oranye bergerak sendiri ke arah tengah jalan ruas tol.
"Itu kenapa water barrier bisa ada di tengah ya? Tuh," ujar pria yang merekam rekaman CCTV.
Beruntung, beberapa mobil sempat mengerem saat melihat water barrier itu.
@ChajanJR menuliskan kejadian tersebut terjadi di KM 65 Tol Pandaan.
Ia pun mengimbau para pengendara yang melinatasi kawasan tersebut untuk berhati-hati.
"KM 65 ruas tol Pandaan Malang. Mohon berhati-hati yang sering melewati jalan tol tsb.
Selalu berdoa sebelum berkendara dan jaga kecepatan.
Perhatikan water barrier bergerak sendiri."
Video tersebut pun mendapat berbagai komentar dari para warganet.
Banyak yang mengatakan water barrier itu kosong sehingga terbawa angin dan sampai ke tangah jalan ruas tol.
"Itu kena angin.
Barrier dari plastik biasanya bagian bawah diisi pasir supaya berat.
Setelah bulanan dipakai, sering kejadian bag bawah sobek shg pasir keluar, akibatnya barrier jd sgt ringan dan mudah geser kena hempasan angin."
"Sepertinya blm diisi air jd bergeserr krn angin atau getaran jalan."
"Water barrier kosong, kena angin. Bahaya sekali. Kelalaian yg bisa berujung kematian."
Meski begitu, tak sedikit juga yang mengaitkan insiden tersebut dengan hal-hal mistis.
Terkait hal tersebut, pihak PT Jasamarga Pandaan, Malang, memberikan penjelasan.
Melansir Kompas.com, humas PT Jasamarga Pandaan, Malang, Agus Tri Antyo, membenarkan kejadian itu terjadi di Tol Pandaan, Malang.
Tepatnya di KM 62-67 Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
Agus pun menyebutkan water barrier bergerak sendiri karena terkena angin.
Berdasarkan penjelasan Agus, lokasi tersebut memang merupakan bukit yang digali.
Sementara sisi selatan ada lembah terbuka, sehingga angin yang berembus bisa semakin kuat saat melewati kawasan itu.
“Kebetulan di sta 62-67 adalah bukit yang digali sehingga seperti lorong."
"Sedangkan di sisi selatan lembah terbuka sehingga angin dari lembah yang lumayan kuat ketika melewati lorong bisa semakin kuat,” jelas Agus, Selasa.
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan water barrier tersebut diketahui tengah tidak diisi air karena bocor.
Sehingga menjadi ringan dan mudah bergeser karena angin kuat.
“Angin yang semakin kuat sehingga cukup kuat menggeser water barrier yang tidak terisi air,” ujarnya.
Disisi lain, Direktur Utama PT Jasamarga Pandaan, Malang, Agus, Purnomo, mengatakan pihaknya akan memastikan semua water barrier di sepanjang ruas Tol Pandaan akan terisi air.
Untuk menghindari kejadian serupa yang berpotensi kecelakaan.
"Nanti water barrier mesti diisi air," tandas Agus Purnomo.
