Kabar Solo
Takmir Masjid Deg-degan Hendak Salat Asar, Ular Kobra Nangkring di Karpet, Dibuka Malah Bikin Syok
Takmir Masjid deg-degan hendak salat asar, ular kobra nangkring di atas karpet, saat dibuka isinya malah bikin syok.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
"Telur ular itu menetas 3 bulan. Saya mengamati 5-6 tahun yang lalu. Bulan November, Desember, dan Januari musim menetas bibit kobra," kata Erwandi, yang biasa disapa Elang.
Lalu, bagaimana cara menghadapinya?
Erwandi Supriadi mengatakan, kobra biasanya ditemukan di tempat yang tidak terlalu lembap, tempat gelap, tumpukan batu, dan genteng.
Elang menyampaikan, anakan ular kobra juga sudah berbisa sejak menetas dari telurnya.
"Iya, semua jenis ular berbisa tinggi itu ketika keluar dari telurnya sudah mempunyai bisa," tutur dia.
Oleh karena itu, anakan dengan induk ular ini sama berbahayanya.
Anakan ular kobra yang masih kecil juga akan menggigit dan menyemburkan bisanya jika merasa terancam.
Ular yang kecil ini relatif agresif dan lebih susah untuk ditangkap.
"Luka gigitannya sama, tapi gigitannya (anakan kobra) bisa dua sampai tiga kali. Karena kalau kecil kan labil, megangnyapun susah kalau kecil. Jadi harus ekstra hati-hati," papar Elang.
Ia mengatakan, bisa ular tak bisa masuk melalui pori-pori kulit, namun lewat luka.
"Kesembur, kena bisanya, kalau lagi enggak ada luka, itu enggak apa-apa. Tapi kalau ada luka, (misalnya) kayak digigit nyamuk terus digaruk, itu kan luka. Itu bisa masuk (bisa ular ke tubuh)," ujar dia.
Bisa ular kobra, lanjut Elang, jika hanya mengenai kulit tak akan terasa panas dan tidak menimbulkan lepuhan.
"Bisa berbeda dengan racun. Racun dapat masuk ke tubuh melalui pori-pori. Namun, bisa ular masuk karena terdapat luka, suntikan, atau gigitan," lanjut dia.
Apa yang harus dilakukan ketika bertemu ular?
Saat melihat atau bertemu ular, jika memungkinkan untuk ditangkap, lakukan hal itu dengan tenang.