Malang Raya
25 Pelajar di Kota Malang Masuk Rehabilitasi BNN di Sepanjang Tahun 2019, 4 Di Antaranya Rawat Inap
Para pelajar yang direhabilitasi itu, kebanyakan telah menyalahgunakan narkotika jenis pil koplo dan juga ganja.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG - Sebanyak 25 pelajar di Kota Malang mendapatkan rehabilitasi oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di tahun 2019.
Para pelajar yang direhabilitasi itu, kebanyakan telah menyalahgunakan narkotika jenis pil koplo dan juga ganja.
Dari data tersebut, empat pelajar di antaranya sampai masuk rawat inap.
• BNN Kota Malang Amankan 5 Kg Ganja dan 5 Gram Sabu Di Sepanjang Tahun 2019
• Pelajar SMK Tusuk Pemerkosa Ibunya di Pasuruan, Dendam Sudah Disimpan Sejak Masih SD
• Mahasiwa Universitas Brawijaya dari FPIK Dilaporkan Terseret Ombak di Pantai Watu Leter Malang
Dikarenakan, mereka telah mengalami kecanduan parah, sehingga harus mengalami perawatan secara intensif.
Kasi Rehabilitasi BNN Kota Malang, Try Wulandari menyampaikan, rehabilitasi itu dilakukan dengan proses konseling selama 8-10 kali pertemuan.
Apabila dari proses konseling tersebut tidak membuahkan hasil yang signifikan, maka akan dilanjutkan dengan proses rawat inap.
Proses rawat inap juga membutuhkan persetujuan dari sekolah dan orang tua dari korban penyalahgunaan narkotika.
"Dari empat pelajar itu, 1 orang dirawat di Lido Bogor (tempat rehabilitasi BNN) dan 3 pelajar lainnya dirawat di RSJ Lawang. Sementara sisanya hanya rawat jalan," ucapnya.
BNN juga menjamin, setiap orang atau pelajar yang melakukan rehabilitasi ini akan dijaga privasinya.
Seperti tidak memberitahukan asal sekolahnya, instansi, ataupun hal lainnya yang berhubungan dengan privasi seseorang.
"Biasanya orang tua pelajar dan dari sekolah yang meminta untuk direhabilitasi. Tapi juga ada kasus pelajar yang seorang diri meminta untuk direhabilitasi," ujarnya.
Wulan menambahkan, penyalahgunaan narkotika di Kota Malang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki produktif (pelajar).
Dia memberitahukan, bahwa untuk mengetahui seseorang yang sedang menggunakan narkotika sebenarnya cukup mudah.
Hal itu bisa dilihat dari perubahan perilaku yang biasanya dilakukan di dalam kehidupan sehari-harinya.
Seperti biasanya lebih lebih terbuka terhadap orang lain, namun sekarang lebih tertutup dan lebih suka menyendiri.
Akan tetapi, tanda-tanda tersebut tidak semuanya sama.
Dikarenakan, hal itu bergantung pada watak dan bawaan dari seseorang.
"Biasanya lihat anaknya itu seperti apa dulu. Tapi yang umum itu ya dari perubahan perilakunya," ujarnya.
Untuk itu, BNN Kota Malang kini aktif dalam memberikan sosialisasi-sosialisasi di sekolah.
Di tahun 2019 ini saja, BNN Kota Malang telah memberikan 152 kegiatan di sekolah yang ada di Kota Malang.
Hal itu dilakukan untuk menekan peredaran narkoba di lingkungan pelajar.
Salah satu contohnya yakni, dengan memasukkan pendidikan bahaya narkoba ke dalam kurikulum di sekolah.
"Ini adalah upaya kami dalam menekan peredaran narkoba di sekolah sekolah. Anak-anak sekarang tidak hanya bermain pil koplo saja tapi juga sudah mulai mencoba narkotika jenis lain seperti ganja," ujarnya.
Dalam upaya penghentian narkotika ini, BNN Kota Malang juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lingkungan pendidikan, instansi pemerintah dan lingkungan kerja swasta.
Hingga saat ini telah ada 45 nota kesepahaman dengan berbagai macam lembaga
Tiga lembaga di lingkungan pendidikan yang telah menjalin kerjasama di antaranya SMPN 15 Kota Malang, SMPN 12 Kota Malang dan SMPK Sang Timur.
"Karena pencegahan ini penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan narkoba. Seperti melakukan pendeteksian dini dengan rutin melakukan tes urine di lingkungan pendidikan, pemerintahan dan juga di lingkungan sekolah," tandasnya.