Kabar Jombang
Misteri Kematian Guru Matematika Jombang di Rumahnya, Pisau dan Bercak Darah di Batako Jadi Bukti
Misteri kematian guru Matematika Jombang di rumahnya, pisau dan bercak darah di batako jadi bukti.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Lanjutnya, tersangka dan temannya itu diberi sangsi untuk menanam bunga di plastik.
"Setelah selesai melaksanakan sangsi, mereka berdua duduk di halaman sekolah, sambil merokok," ucap Kapolresta.
Perilaku kedua siswa itu dilihat oleh korban yang merupakan guru agama mereka.
"Di situlah, korban menegur tersangka dan temannya, agar tidak merokok," ujarnya.
Tersangka tak terima dengan teguran tersebut.
Sehingga siswa kelas XI itu pergi ke rumahnya untuk mengambil pisau jenis stanlis.
Saat tersangka kembali ke sekolah, dia bertemu dengan korban yang saat itu sudah berada di atas sepeda motor.
Seketika, tersangka langsung menikam korban berulang kali.
"Korban terjatuh dari sepeda motornya dan lari ke halaman sekolah, sambil minta pertolongan," ujar Bawensel.
Sayangnya tersangka terus mengejar korba dan kembali menikam korban berulang kali saat di halaman sekolah.
"Meski sudah kena tikam, korban sempat berdiri, dan kembali berjalan keluar dari halaman dan meminta pertolongan kepada guru lainnya," ujarnya.
Setelah puas menikam korban, tersangka, langsung lari dari lokasi kejadian.
"Korban dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke rumah sakit Malalayang. Namun sayangnya, korban meninggal dunia di rumah sakit Malalayang," jelasnya.
Tersangka saat ini sudah dibawa ke Polresta Manado untuk proses lanjut.
"Memang tersangka dibawa umur, tapi untuk proses kasusnya, kami mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka, dengan ancaman 20 tahun penjara," tegasnya.
Motifnya hanya karena tersangka tidak terima teguran dari korban.
"Tersangka memang ada pengaruh alkohol semalam. Saat itu, korban tegur tersangka jangan merokok, dan tersangka sakit hati, pergi mengambil pisau di rumahnya, dan kembali menikam korban," jelasnya.