Media Sosial
Melarang Keras Go Food dan Grab Food Masuk, Nasib Restoran Mewah Berakhir Menyedihkan Setelah Viral
Melarang keras Go Food dan Grab Food masuk, nasib restoran mewah berakhir menyedihkan setelah viral.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
'Salute,' tulis akun .
Namun ada juga yang berusaha mengingatkan pihak pengelola restoran makan untuk berhati-hati saat menjalankan kebijakan tersebut.
'Untuk yg punya otlet jg berhati2 ...agar mengecek hp orderan nya dr hp si driver... Klo ter selesaikan jngn mau di tuker...ada kemungkinan orderan fiktif...semoga laris manis otletnya.' ujar akun @sarung_tangan_dan_jas_hujan.
Untuk mencari kebenaran dari unggahan tersebut, Tribunnews.com berhasil meminta keterangan dari pemilik restoran yang mengeluarkan kebijakan itu.
Diketahui kebijakan tersebut dibuat sebuah restoran bernama Bakmi & Seafood Loncamatan yang terletak di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Kepada Tribunnews.com, pemilik restoran makan Bakmi & Seafood Loncamatan, Jifana Mahendra membenarkan soal kebijakan tersebut di restorannya.
Pria yang sudah berjualan selama satu tahunan ini menceritakan awalnya mendaftarkan usahanya di aplikasi GoFood sekitar tiga minggu yang lalu.
Hari kedua setelah resmi terdaftar di aplikasi tersebut, Jifana mendapatkan keluhan dari rekan ojek online yang mendapat pembatalan pesanan di restorannya.
Padahal saat itu, pesanan sudah dibayar terlebih dahulu oleh driver tersebut.
Jifana mengaku, awalnya rekan ojol yang juga merupakan seorang temannya itu tidak meminta untuk diganti atas pembatalan tersebut.
"Tapi awalnya ojol tidak minta ganti," ungkapnya saat dihubungi lewat telepon, Selasa (26/11/2019).
Namun, lantaran rasa kepedulian Jifana, meminta rekannya itu untuk mengembalikan menu yang sudah dibatalkan ini kepada dirinya.
"Balikin ke saya, saya ganti duitnya," kata Jifana.
Perdasarkan pengalaman di hari keduanya menggunakan aplikasi GoFood, Jifana berinisiatif mengeluarkan kebijakan yang kemudian viral di Instagram.
Kemudian ia menempelkan pengumuman kecil yang memberitahu kebijakan tersebut kepada rekan-rekan ojol di restoran makannya.
"Sorenya saya tempelan tulisan itu. Dan ini jalan minggu ketiga," lanjut Jifana.
Jifana menilai ketika ada pembatalan pesanan oleh customer pihak driver yang paling dirugikan.
Dengan adanya kebijakan ini, Jifana berharap pihaknya dan rekan ojol dapat saling menanggung risiko bersama.
Ditanya soal keberaniannya mengeluarkan kebijakan siap mengganti menu yang dicancel dengan uang, Jifana menjawab situasi di daerahnya masih bisa dikondisikan.
Menurutnya, di wilayah Kulon Progo komunitas ojek online masih kecil.
Sehingga jika terjadi pembatalan secara sengaja maupun permainan nakal driver untuk menambah point masih bisa di tangani secara baik.
"Kalau ada yang berbohong-kan bisa dicari bareng-bareng," beber Jifana.
Dirinya juga mengaku sebelum mengeluarkan kebijakan ini, Jifana sempat berdiskusi dengan rekan-rekan ojol di daerahnya.
Jifana mengaku kaget dan tidak tahu-menahu soal ke-viralan kebijakan tersebut di media sosial.
Ia mengatakan perbuatannya ini murni untuk membantu driver ojol lantaran juga teman-temannya sendiri.
Jifana juga membantah jika kebijakan mengganti pesanan yang dibatalkan bukanlah strategi marketing yang sengaja ia buat untuk meningkatkan penjualannya.
"Strategi marketing juga ndak," katanya.
Selain kebijakan siap mengganti pesanan yang dibatalkan, Jifana juga memberikan minuman gratis kepada rekan-rekan ojol saat berkunjung di restorannya.
"Kalau dateng ke sini, kami suguh (menyediakan) minum," tutupnya.