Sidang Pembunuh Begal di Malang
Aktivitas ZA Selama Jalani Sidang Kasus Pembunuhan Begal di Malang
Siswa SMK berinisial ZA berada di rumahnya sambil menunggu jadwal sidang di Pengadilan Negeri (PN) Kepanjen, Kabupaten Malang
Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KEPANJEN – Siswa SMK berinisial ZA berada di rumahnya sambil menunggu jadwal sidang di Pengadilan Negeri (PN) Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (21/1/2020)
Rumah ZA di Gondanglegi terlihat sepi saat SURAYAMALANG berkunjung.
ZA bersama ayah tiri dan saudaranya terlihat sedang duduk santai di ruang tamu.
ZA dijadwalkan kembali menjalani sidang lanjutan pada pukul 15.00 WIB hari ini.
Ayah tiri ZA berinisial S menerangkan pihak keluarga menyerahkan semua proses hukum sembari koordinasi dengan kuasa hukumnya, Bhakti Riza.
“Kami menghormati proses hukum yang berjalan. Kami berharap keputusan seadil-adilnya,” beber S.
Pria yang juga buruh harian lepas ini juga menyemangati ZA agar fokus pendidikan.
“Meskipun ada sidang, sekolah tetap lanjut. Tapi sidang ini lumayan membuat badan capek,” beber S.
S memilih tidak banyak berkomentar seputar pernikahan ZA sejak tahun 2018 silam.
“Sementara gitu dulu ya. Lihat proses persidangan saja bisa menanyakan ke kuasa hukum. Nanti kami ke sana (pengadilan),” beber S.
Sementara itu, ZA tampak tenang saat berada di rumah.
“Saya sempat tegang saat menjalani sidang,” ungkap ZA.
Selain fokus pada persidangan, ZA juga harus memikirkan persiapan kelulusan pendidikan SMK.
Dia juga sempat mengikuti beberapa try out sekolah.
“Teman di sekolah tetap mendukung. Saya juga sudah beberapa kali ikut try out,” imbuhnya.
ZA mengakui sudah menikah dan memiliki seorang anak.
“Sekarang dia (istri) tinggal sama ibunya,” beber ZA.
ZA mengaku tetap datang ke sekolah setiap hari. Saat hendak menjalani sidang, ZA izin ke guru untuk pergi ke PN Kepanjen.
“Tapi saya pergi ke sekolah dulu,” ujarnya.
ZA mengatakan bahwa pisau yang dibawa saat kejadian adalah untuk keperluan kerajinan di sekolahnya.
“Saya bawa pisau itu buat kerajinan stik eskrim. Ada surat pernyataanya,” tegas ZA.
Tetangga mengenal ZA sebagai sosok pendiam. Tapi, ZA tetap sering sosialisasi bersama teman-teman sekampung.
“Dia juga cangkruan (nongkrong) dan main bola. Dia juga ikut kalau ada kegiatan Agustus,” kata tetangga ZA yang enggan disebutkan namanya.