Kekerasan di SMP Negeri Kota Malang
Siswa SMPN Malang Korban Kekerasan, MS Masih Trauma Dalam Perawatan Rumah Sakit
Saat dijenguk oleh Kapolresta Malang Kota pada Jumat (31/1/2020), MS belum bisa banyak menceritakan perundungan yang dialaminya.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kondisi MS, pelajar yang diduga jadi korban kekerasan atau perundungan di sekolahnya disebut-sebut masih mengalami trauma.
MS sendiri telah menjalani perawatan di RS Lavallate kota Malang
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata yang sempat menjenguk MS di rumah sakit menyebut korban perundungan atau bullying di SMP Negeri 16 Kota Malang itu masih trauma.
• Dugaan Kekerasan Siswa SMPN Kota Malang, Kapolresta Malang Kota Sebut Ancaman 5 Tahun Penjara
• Ide Gila ABG Cari Nafkah dengan Culik & Jual Bayi Lewat FB, Sudah Deal untuk Calon Ortu di Madura
• Muncul Sosok Anak Kembar Hotman Paris Bikin Geger, Berjenis Kelamin Perempuan dan Bukan Manusia
Di pergelangan tangan dan kaki siswa berinisial MS (13) itu juga masih tampak memar.
“Kondisi psikologisnya masih tertekan. Masih trauma,” tutur Leo, Sabtu (1/2/2020).
Saat dijenguk oleh Leo, Jumat (31/1/2020) MS belum bisa banyak menceritakan perundungan yang dialami.
MS menangis ketika bercerita kepada Leo.
“Awal-awal mungkin biasa tapi lama-lama mungkin teringat lagi. Jadi menangis,” ujarnya.
Leo juga mengatakan bahwa beberapa bagian tubuh MS masih memar.
Beberapa bagian tubuh itu di antaranya pergelangan kaki dan tangan serta punggung.
“Dan itu masih nyeri dan sakit saat kami tanyakan ke yang bersangkutan,” kata dia.
Leo menyampaikan dugaan perundungan yang dialami MS telah dilaporkan oleh Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) pada Jumat (31/1/2020) sore.
Apabila terbukti, kasus ini akan diproses sesuai UU Nomor 35 tahun 2014 pasal 80 ayat 2.
“Ancaman hukumannya lima tahun dan dendanya Rp 100 juta,” imbuh dia.
Sebagai informasi, MS diduga menjadi korban bullying teman sekolahnya.
Diduga, MS dianiaya temannya yang berjumlah tujuh orang di masjid sekolah.