Kesehatan

Covid-19 Akibat Virus Corona Tak Hanya Menyerang Paru-paru, Tapi Organ Lain yang Berdampak Kematian

Covid-19 Akibat Virus Corona Tak Hanya Menyerang Paru-paru, Tapi Organ Lain yang Berdampak Kematian

Editor: eko darmoko
Stocktrek Images/Getty Images via Kompas.com
Ilustrasi Virus Corona 

SURYAMALANG.COM - Penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona tidak hanya menyerang paru-paru hingga menyebabkan kematian.

Namun, Covid-19 juga menyerang organ dalam lainnya yang bisa berdampak pada kematian.

Seperti diketahui, sejak virus corona muncul pertama kali di Wuhan, China dan menginfeksi orang-orang di seluruh dunia dengan Covid-19, organ paru-paru menjadi target dari SARS-CoV-2.

Namun, dalam studi baru yang diterbitkan JAMA Cardiology, Covid-19 juga dapat menyebabkan cedera jantung, bahkan pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ini.

Kisah Difabel Blitar Ciptakan Batik Motif Virus Corona untuk Kenangan, Laris Manis Hingga Sulawesi

"Kita tahu, ada risiko cedera jantung, tidak masalah apakah Anda pernah menderita penyakit jantung sebelumnya atau tidak," kata penulis utama studi ini, Dr. Mohammad Madjid, MS, seperti melansir Healthline, Selasa (7/4/2020).

Madjid menambahkan bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung, ini dapat menjadi faktor risiko kematian yang lebih tinggi.

Menurut asisten profesor kardiologi di McGovern Medical School di UT Health Science Center at Houston ini tidak hanya Covid-19.

Penyakit pernapasan lainnya, seperti influenza dan SARS, juga dapat memperburuk penyakit kardiovaskular yang ada.

Selain itu, penyakit pernapasan juga dapat menyebabkan masalah jantung baru bagi orang sehat.

Dia menegaskan selama epidemi flu ini, banyak orang meninggal karena masalah jantung daripada masalah pernapasan seperti pneumonia.

Madjid menduga masalah jantung yang serupa terjadi di antara pasien Covid-19 yang parah.

Kematian pasien Covid-19 akibat jantung

Menurut penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, tingkat kematian untuk pasien Covid-19 dengan penyakit jantung di daratan China pada 30 Desember dan 11 Februari ada 10,5 persen.

"Sudah terlihat banyak virus. Faktanya, kami paling sering melihatnya dengan Epstein-Barr, dan kami melihatnya dengan influenza. Jadi itu jelas bukan hal yang baru," kata Dr. Brian LKolski, ahli jantung di St. Joseph Hospital in Orange, California.

Perbedaannya, kata Kolski adalah pada tahap akhir dari penyakit ini.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved