Virus Corona di Malang
Pemkot Malang Dinilai Belum Jelas, Dewan Pertanyakan Progres Pendataan Bansos Warga Terdampak Corona
Rencana Pemkot Malang yang akan memberikan bantuan sosial berupa santunan kepada masyarakat terdampak Covid-19 hingga kini belum jelas.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: isy
SURYAMALANG.COM, MALANG - Rencana Pemkot Malang yang akan memberikan bantuan sosial berupa santunan kepada masyarakat terdampak Covid-19 hingga kini belum jelas. Proses penyaluran santunan kepada warga yang membutuhkan senilai Rp 300 Ribu per bulan juga belum disalurkan.
Pemkot Malang hingga kini berdalih sedang melakukan verifikasi ataupun pendataan warga yang berhak menerimanya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Fathol Arifin mempertanyakan skema dari proses pendataan tersebut lantaran belum mendapatkan data yang pasti terkait pihak eksekutif.
"Sampai sekarang kami belum dapat datanya. Terus skema dan verifikasinya bagaiamana kami juga belum tahu," ucap Fathol, Senin (13/4/2020).
Pria yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut mendorong agar Pemkot Malang segera melakukan finalisasi terkait dengan pendataan terhadap warga terdampak.
Agar nantinya, santunan tersebut bisa segera turun ke masyarakat dan masyarakat bisa menerimanya di tengah wabah Covid-19.
"Intinya kami mendorong agar santunan itu segera turun ke masyarakat. Kami tidak ingin sampai ada gejolak sampai ke bawah. Karena mereka (masyarakat) inu butuh sentuhan," ucapnya.
Tak hanya legislatif saja yang mempertanyakan terkait dengan bantuan tersebut.
Warga Kota Malang juga banyak yang mempertanyakan terkait santunan yang akan diberikan oleh Pemerintah Kota Malang.
Hal tersebut kini sedang ramai menjadi perbincangan di media sosial terutama di forum publik seperti 'Komunitas Peduli Asli Malang'.
Banyak masyarakat yang menagih janji dari Wali Kota Malang, Sutiaji.
Terutama mereka yang mengaku sebagai PKL maupun sopir angkutan.
"Saya belum dapat. Cuma minggu kemarin KTP dan KK saya diminta oleh ketua saya untuk di data," ucap Firmansyah seorang sopir angkot.
Selain itu, sejumlah PKL yang biasanya mangkal di daerah Sawojajar Kota Malang juga mengaku jika dirinya belum didata oleh petugas.
Mereka banyak mengeluh jika dagangan mereka sepi disaat corona melanda.
Apalagi sekolah diliburkan dan mereka terpaksa berjulan di pinggir jalan dan bukan di depan sekolah.