Virus Corona di Malang

UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur Hari Ini 11 Mei 2020: 9 Pasien Positif Covid-19 Meninggal

Simak perkembangan UPDATE Virus Corona di Malang, Jawa Timur hingga hari ini Senin 11 Mei 2020.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Ilustrasi pemakaman pasien virus corona atau Covid-19 yang meninggal dunia 

1. Pasar Jadi Tempat Penyebaran Baru Corona

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengimbau para kepala daerah menerapkan pembatasan sosial di pasar tradisional. Secara khusus, Doni meminta para pedagang diberi face shield agar penyebaran corona di pasar tradisional dapat dicegah.

“Bisa nanti para kepala daerah membuat Peraturan Bupati atau Peraturan Wali Kota supaya para pedagang ini pakai face shield untuk mencegah penularan virus corona,” ucap Doni saat melakukan video conference bersama para kepala daerah di Jawa Timur, Minggu (10/5/2020).

Menurut Doni, pasar tradisional harus tetap buka meski terdapat beberapa kasus penyebaran corona. Sebab jika operasional terhenti, akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

Ilustrasi penutupan pasar tradisional untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19
Ilustrasi penutupan pasar tradisional untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 (SURYAMALANG.COM/Sugiharto)

“Jangan tidak terpapar virus tapi kita terkapar PHK, terkapar secara ekonomi,” katanya.

Selain itu, pemerintah daerah juga diizinkan menggunakan ruang terbuka agar penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan.

Doni mencontohkan pasar tradisional di Jawa Tengah yang menggunakan jalan umum.

“Kalau perlu pakai jalan nggak apa-apa asalkan penerapan pembatasan fisik itu berjalan,” lanjut dia.

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengatakan siap melanjutkan imbauan Doni di Kota Malang.

Kebijakan pembatasan sosial di pasar, katanya, memungkinkan untuk diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini sedang dirancang.

“Jadi yang namanya physical distancing itu tidak lepas dari masker, penggunaan face shield, sampai jaga jarak. Apabila PSBB dilakukan mau nggak mau itu harus dijalankan,” ujar Sofyan.

Sofyan menjamin segala kegiatan usaha bisa berjalan namun dibatasi.

Di samping menerapkan protokol kesehatan.

“Prinsipnya aktivitas itu bisa berjalan tapi harus dijaga mulai dari protokol kesehatan sampai jaga jaraknya,” tandas dia. (Aminatus Sofya)

2. Warga 2 Desa di Sumberpucung Tutup Jalan Desa

Peristiwa pembangunan tembok batako di jalan penghubung Desa Sambigede dan Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Minggu (10/5/2020).
Peristiwa pembangunan tembok batako di jalan penghubung Desa Sambigede dan Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Minggu (10/5/2020). (Camat Sumberpucung)

Kapolres Malang, AKBP Hendri Uma,r memberikan solusi terkait masalah salah paham physical distancing di Kecamatan Senggreng. Dalam waktu dekat, jalan penghubung dua desa akan diberi posko cek poin.

"Nanti akan kami buatkan posko cek poin bersama untuk kepentingan akses dua desa, yakni Desa Sambigede dan Desa Senggreng," ujar Hendri ketika dikonfirmasi, Minggu (10/5/2020).

Hendri menegaskan masalah salah paham yang melibatkan masyarakat Desa Sambigede dan Desa Senggreng sudah menemui titik temu. Lewat mediasi, pembongkaran tembok batako yang dibangun di tengah jalan dilakukan. Hasilnya jalan penghubung dua desa bisa dilalui.

"Masalah sudah selesai. Tembok semen di jalan itu dihancurkan," terang Hendri.

Agar masalah serupa tidak terulang, Hendri mengimbau kepada seluruh warga desa di Kabupaten Malang agar mengedepankan musyawarah, saat hendak memutuskan sesuatu.

Menurutnya, kesamaan visi antar warga desa penting diwujudkan.

"Ini kan kerja sama-sama ya. Jadi masyarakat desa harus satu visi untuk menyelesaikan masalah. Tapi tetap, dengan memperhatikan etika dan dibicarakan yang baik," himbau Hendri.

Sebagai informasi, warga dua desa di Kecamatan Sumberpucung terlibat salah paham akibat physical distancing.

Akibatnya, pintu masuk kedua desa itu ditutup oleh warga dengan batako cor, Minggu (10/5/2020).

Dua kubu warga yang salah paham berasal dari Desa Sambigede dan Desa Senggreng. (Mohammad Erwin)

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved