UPDATE Virus Corona di Malang Jawa Timur Hari Ini 15 Mei 2020: Total 1858 Pasien Positif Covid-19

Simak perkembangan UPDATE Virus Corona di Malang, Jawa Timur hingga hari ini Jumat 15 Mei 2020.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Ilustrasi pasien meninggal dunia akibat virus corona atau Covid-19 

1. Gubernur Jatim Khofifah Apresiasi Malang yang Sudah Siapkan Safe House untuk Isolasi Pasien Covid-19

Gubernur Khofifah menyambut baik adanya rumah singgah atau safe house bagi pasien covid-19 di Kabupaten Malang.

Menurutnya secara fungsional, rumah singgah di rusunawa Kepanjen ini bahkan sudah seperti rumah sakit darurat.

Menurutnya ruang rumah isolasi maupun observasi sangat dibutuhkan untuk bisa memberikan layanan pada masyarakat khususnya bagi mereka yang memiliki tempat isolasi mandiri yang layak.

"Safe house ini sudah seperti rumah sakit darurat. Ada dokter paru dan dokter penyakit dalam yang siap on call. Dan yang penting di sini juga dilakukan perawatan yang mengedepankan pendekatan psikologis, karena tentunya pasien covid-19 ini butuh psychosocial therapy," tegas Khofifah.

Jelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Malang Raya yang akan dimulai 17 Mei 2020 mendatang,

Pemkab Malang telah menyiapkan Safe House untuk mengangani pasien positif covid-19.

Sebuah kompek Rusunawa Kepanjen disiapkan untuk menampung pasien covid-19 yang tanpa gejala hingga gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri.

Bahkan saat ini safe house tersebut sudah digunakan untuk pemulihan bagi pasien terinfeksi covid-19 yang sudah tidak memiliki gejala dan menunggu konversi negatif dalam swab.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkesempatan mengunjungi safe house tersebut ketika masa sosialisasi pemberlakukan PSBB hari pertama, Kamis (14/5/2020).

Didampingi Bupati Malang Sanusi, Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya, Khofifah bahkan menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah pasien positif covid-19 yang sedang menjalani isolasi.

Kaidan, adalah salah satu warga Kabupaten Malang yang tengah menjalani isolasi di Safe House Covid-19 Rusunawa Kepanjen.

Seorang perawat di salah satu rumah sakit umum daerah di Malang tersebut kini sedang menunggu recovery setelah diambil swab yang keempat.

"Saya bisa dibilang survivor covid-19. Saya sudah menjalami perawatan selama tiga minggu, dan saya sudah pernah diisolasi di rumah sakit dan merasakan isolasi di safe house ini, dan rasanya lebih nyaman di sini," kata Kaidan.

Ia menceritakan bahwa ia terinfeksi covid-19 dari salah seorang temannya yang juga pasien yang merupakan pasien positif covid-19 dari klaster pelatihan petugas kesehatan haji Indonesia.

Yang ternyata menularinya hingga ia dinyatakan positif terpapar.

"Saya mengalami gejala setelah saya dinyatakan positif. Saya juga ada riwayat sinusitis, jadi saya sempat kesulitan bernafas," ucapnya pada Gubernur Khofifah.

Kaidan dan beberapa orang lainnya yang menjalani karantina di safe house ini kebetulan sedang jadwalnya berjemur dengan memanfaatkan sinar matahari agar imun mereka meningkat.

Menurutnya adanya safe house semacam ini sangat membantu bagi pasien seperti dirinya yang tidak mungkin untuk melakukan isolasi di rumah.

Terlebih di safe house ini juga ada perawat dan dokter yang on call sehingga kondisnya terpantau.

"Swab ke empat alhamdulillah sudah negatif. Maka dalam dua hari ini semoga saya sudah bisa kembali pulang," ucapnya.

Safe house berbasis rusunawa tersebut telah merawat 13 orang pasien.

Empat orang di antaranya sudah sembuh dengan protokol dua kali negatif hasil swab.

Selain menampung dari rumah sakit yang sudah merawat pasien covid-19 safe house ini juga menerima siapapun yang ingin menjalani isolasi mandiri.

Menurutnya format perawatan pasien di rumah singgah memiliki beberapa manfaat. Pertama selain mereka memiliki intensitas bertemu dengan perawat maka juga akan turut membantu pemulihan secara psikologis.

Ia menyarankan, rumah singgah dengan format rusunaw ini bisa dijadikan rumah sakit darurat yang bisa memberikan perawatan bagi mereka yang positif namun dengan gejala ringan hingga sedang.

"Ini menjadi role model jelang penerapan PSBB di Malang Raya. Kami berharap apa yang telah disiapkan Malang Raya bisa memberikan signifikansi dalam penurunan kasus covid-19," pungkas Khofifah.

2. Breaking News : Salat Idul Fitri di Kota Malang Boleh Dilakukan Saat PSBB Malang Raya

Salat Idul Fitri di Kota Malang tetap diperbolehkan meski Malang Raya harus menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Wali Kota Sutiaji menyampaikan, bahwa larangan tersebut tidak ada, lantaran dalam klausul di Peraturan Wali Kota (Perwal) hanya menyampaikan imbauan untuk beribadah di dalam rumah saja.

"Salat ied tetap. Karena kami sudah sepakat di Malang Raya. Tapi harus memakai protap Covid-19," ucapnya Kamis (14/5/2020).

Dia menjelaskan, bahwa nantinya physical distancing harus diterapkan pada saat melaksanakan ibadah salat ied.

Kemudian, masyarakat diimbau agar tetap menggunakan masker.

"Nanti yang akan salat ied harus dicek dulu menggunakan thermogun. Dan kami juga menyediakan rapid test," ucapnya.

Lebih jauh lagi dia menyampaikan, bahwa di Kota Malang ini ada tiga jenis aturan yang diberlakukan di masjid-masjid.

Pertama ialah tetap melakukan kegiatan ibadah di masjid, asal menggunakan protap Covid-19.

Kedua ialah tidak melakukan kegiatan apapun di dalam tempat ibadah.

Dan yang ketiga ialah tidak menggunakan protap Covid-19 dan tetap melakukan kegiatan di tempat ibadah.

"Jadi macem-macem. Dan yang terkahir itu atau yang ketiga yang akan kami prioritaskan. Misalkan ada satu jemaah yang reaktif rapid test, ya terpaksa harus ditutup tidak boleh ada kegiatan," tandasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved